Jumat, 29 Juni 2012

Part 13 - Apa Dia Sudah Memiliki Kekasih? Dan Akhirnya Bertemu Teman Lama


Aku langsung mandi dan segera pergi ke laundry. Padahal rencana awalnya saat aku pulang dari sekolah aku akan sekaligus mampir ke laundry. Yasudahlah. Aku pergi ke laundry dan di perjalanan sepertinya aku melihat seseorang yang ku kenal. Dan ternyata dia Musashi-kun. Tapi pakainannya sudag ganti. “mau sapa atau tidak ya? Sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Dia sendirian. Dia rapih sekali. Apa dia akan kencan dengan kekasihnya?” pikirku dalam hati. Kepo sekali aku ini. hampir lupa kalau aku akan ke laundry. Dan akhirnya aku pergi ke laundry dan akan kesini kembali. Sampai ditempat laundry aku buru-buru menitipkan pakaian ini dan kembali ketempat dimana aku melihat Musashi-kun. “aaah dia sudah pergi” gumamku sambil mengerutkan keningku. Aku pun segera pulang. Aku bernyanyi-nyanyi dalam hatiku. Tiba-tiba langkahku terhenti ketika melihat Musashi-kun bersama dengan seorang wanita. “sudah kuduga bukan” dia berjalan kearahku. Dan aku menghindar agar tidak diketahui olehnya. Aku menunduk dan membuang muka. Dia sudah pergi. Aku menoleh kebelakang melihat punggung mereka. “Mana mungkin orang seperti dia tidak punya kekasih. Jika itu benar itu lucu sekali bukan?” pikirku. Dan aku segera pulang. Sampai di rumah aku mengejakan tugas-tugas sekolah sampai larut malam.

Aku kesiangaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!!! Sepertinya aku menjadi sering kesiangan akhir-akhir ini. aku berlari menuju kekelasku. Hari ini cerah. Tapi tak sesuai dengan hatiku yang suram karena marah-marah sendiri karena kesiangan. Huft... untung saja aku tidak terlalu terlambat... bel pulang berbunyi... akhirnya waktu pulang tiba... saat berjalan menuju keluar kelas. Aku dikagetkan dengan seorang pria yang bersender di pintu kelas. “orang bodoh! Untuk apa dia berdiri disitu! Membuat orang kaget saja!” gumamku sambil menatap tajam pria itu. Aku segera pulang. Haaah hari melelahkan. Rasanya aku mengantuk sekali. Aku melihat Musashi-kun di depanku. Dia sedang bersender di tembok jalan. Baru saja aku akan menyapanya. Tiba-tiba  ada seorang wanita menghampirinya. Aku mengurungkan niatku untuk menyapanya. Entah kenapa aku merasa kehilangan sesuatu. Aku tetap berjalan dan aku melewati mereka begitu saja. “aku tak akan menyapanya sebelum dia duluan yang menyapa” batinku. Ternyata dia tidak menyapaku. Aku tetap berjalan mengacuhkan mereka. Aku mampir ke toko laundry untuk mengambil jasku. Sepanjang kerumah aku hanya menunduk. Dan akhirnya sampai rumah. Sampai dirumah tiba-tiba handphoneku bergetar. Dan aku duduk di sofa untuk beristirahat. Aku membaca sms yang masuk itu. “ogami? Hah tumben sekali”. Isi sms itu hanya berisi “aku melihatmu tadi. Jangan menunduk. Apa isi kantungmu itu penuh dengan uang sampai kau menunduk? Besok sekolah kita libur. Jika kamu datang itu percuma.” “libur apa benar? Tidak ada pengumuman sama sekali tadi” pikirku. Aku segera belajar dan istirahat.

“Aku tidak kesiangaaaaan” teriakku. Aku segera berangkat kesekolah. “kenapa mereka tidak masuk kelas?” aku bertanya kepada salah satu anak disana. Ternyata benar libur. Mereka tidak tahu jika hari ini libur. Pantas saja. Padahal aku sudah tahu hari ini libur tapi aku tak percaya dan karena aku tidak percaya aku datang kesini. Dan ternyata memang libur. Tidak seharusnya aku berburuk sangka pada Ogami. Aku mengambil handphoneku dan segera mengirim sms kepada Ogami. Baru saja sms yang ku ketik akan ku kirim. Tiba-tiba ada telfon masuk dan aku langsung saja mengangkatnya. “Halo” “hey. It`s me Ogami. Where are you? Are you go to campus? Stupid. I`m in your house now” “hey hey hey” “let`s go home! I`m waiting you here” “wait for a minute dude” “OK. Go fast! Bye” “Ya” dan akhirnya aku menutup telfonku. Untuk apa dia dirumah? Sepertinya dia menunggu di depan pagar. Di sepanjang jalan aku tertawa sendiri membayangkan Ogami menunggu di depan gerbang. Pasti wajahnya kesal. Sampai di dekat rumah. Aku melihatnya sedang bersandar di gerbang. Sepertinya wajahnya kesal karena menunggu. Aku pun tertawa. dia menghampiriku. Wajahnya benar-benar kesal. Tapi dia hanya membuka matanya lebar-lebar dan menatapku tajam. “hey. It`s not funny” ucapku sambil mencoba memejamkan matanya dengan tanganku. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan mengajakku pergi ke suatu tempat. Aku hanya mengikutinya saja. Dia mengajakku ke sebuah tempat perbelanjaan. Aaaa ramai sekali. Aku tidak begitu suka tempat yang begitu ramai karena itu membuatku pusing. Kenapa dia mengajak ketempat seperti ini? ini tempat pakaian wanita. Aku hanya menatap matanya. Dia memberi kode seperti menyuruhku mengambil beberapa baju. dan aku hanya menggelengkan kepalaku. Dia menatapku tajam sekali dan memberi kode untuk mengambil baju. dan lagi aku hanya menggelengkan kepalaku. “hey. Please help me... choose one...” ucapnya. “emh. I don`t want! So what you do?!” ucapku membentaknya. Dia mengambil baju dengan seenaknya dan menaruhnya ditanganku. Aku tak suka ini! aku menaruhnya kembali ketempatnya. Sepertinya wajahnya kesal. Tak sadar aku tersenyum padanya. Dan tiba-tiba kita berdua tertawa keras sekali. Dia temanku yang aneh. Dan akhirnya aku dan dia mencoba apa saja yang ada di toko itu. Aku tertarik dengan kacamata-kacamata yang ada disana. Aku menghamipir kacamata-kacamata itu. Ogami mengambil beberapa kacamata  dan memperlihatkan kepadaku. “hey look at me... i`m like Yong Hwa right? Aaah, i`m more handsome than Yong Hwa” ucapnya sambil memegang dagunya. Aku hanya tertawa melihatnya. Ah aku tak pantas dengan kacamata-kacamata ini hidungku terlalu pesek. Dia mengajakku ke tempat lain. “it`s cute” ucapnya sambil memegang sebuah baju. baju itu memang lucu. Tapi aku tak pantas memakainya. Terlalu feminime! Aku kan sedikit.... ya bisa dibilang sedikit Tomboy. “you wanna try?” ucapnya sambil menyoforkan baju itu padaku. “oh my. No no no no no nooooooooooo way! And never” ucapku dengan ketus. Dan akhirnya kami saling menyodorkan baju itu. Tak sadar orang-orang disekelilingku melihat kami. Dan akhirnya Ogami menaruh baju itu dan mengajakku pergi. Kami terus menerus tertawa jika mengingat ulah kami berdua tadi. Tiba-tiba saat aku tertawa dan aku menoleh kedepan aku melihat Musashi bersama seorang wanita. Dan seketika tawaku hilang dan aku terdiam. Ogami yang sebelumnya tertawa terbahak-bahak dan akhirnya diapun terdiam. “what happened?” tanyanya. “nothing. Are you hungry?” “why? Are you hungry?” “ya...” dan akhirnya dia mengajakku pergi. Sepertinya tadi Musashi melihatku. Tapi aku seolah seperti tidak melihatnya. Tiba-tiba Ogami menarik tanganku agar aku berjalan lebih cepat. Dia mengajakku ke tempat makan khusus vegan. Entah kenapa dia perhatian sekali padaku. Terima Kasih Ogamiiiiiiiiii~

Selesai makan. Dia mengajakku berbincang. Dia menceritakan hal-hal yang aneh dan membuat aku tertawa. aku merasa hari ini semua bebanku hilang. Aku menjatuhkan tasku. Aku mengambil tasku dan menunduk. Ah? Celanaku dan celananya sama? Aku langsung bangun untuk memberitahukannya. Tak sadar diatasku ada meja. Dan aku terbentur meja. Aku bangun dan mengusap kepalaku sendiri. Dia tertawa. memalukan sekali. Orang-orang disekelilingku tersenyum padaku. Aaa aku malu. Aku duduk dan masih mengusap kepalaku sendiri. Dan akhirnya kami pergi dari tempat makanan itu. Kepalaku seperti bengkak karena terbentur lagi. Dan akhirnya kami turun ke lantai 2. Tak sadar tangan ogami sudah mendarat dikepalaku dan mengusap kepalaku. Aku baru sadar pada saat dia menjatuhkan tangannya dipundakku! “hah? Apa-apaan anak ini?! apa tadi ada yang melihat?” batinku. Aku baru teringat aku ingin memberitahukannya kalau celana kita kembar! Saat aku memberitahukannya. Dia menatap celanaku dan celana yang dikenakannya. Seperti dia tercengang. Aku tertawa melihat ekspresinya. Dan akhirnya kamipun tertawa kembali. Aku dan dia memutuskan untuk duduk sebentar. Dia meninggalkanku sebentar untuk membeli minuman. Aku melihat kanan dan kiriku. Ramai sekali disini. Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seorang pria yang semakin lama semakin mendekat kearahku. “Musashi-kun?” tinggal beberapa meter dari tempatku duduk. tiba-tiba Ogami menyodorkan minuman ringan dipipiku. Aku langsung menoleh ke arah Ogami. Dan dia manarik tanganku untuk pergi. Aku beranjak pergi dan menjauh dari Musashi. Aku merasa seperti menghindar darinya.

Dia mengantarku sampai depan gerbang rumah. Ternyata sudah sore. “Hey, Ogami. I think you so different today” ucapku sambil tersenyum. “oh really? I`m so handsome than before?” ujarnya sambil tertawa. “oh no la... kamu memang sudah tampan sejak dulu haha” “um? i don`t understand” ucapnya sambil mengerutkan keningnya. “hey. You kind today” “oh thanks” dan tiba-tiba dia membuka tasnya dan menyodorkan sebuah kotak kepadaku. “what it`s?” “it`s for you. Thanks for today” jawabnya sambil tersenyum. Aku mencoba mengocok isi kotak tersebut. “hey. I`ll go home. See you” ucapnya dan mengusap kepalaku. Dan dia pergi. “kenapa dia? Apa dia salah sarapan pagi ini?” ucapku. Dan aku segera masuk ke dalam rumah. Hari ini kenapa begitu rumit...

Part 12 - Berbincang Dengannya. Praktekku Yang Pertama. Dan Aku Mengkhawatirkan Mu Kawan...


Dan akhirnya pesan itu aku baca juga. >> Mrs. Orange??? Of course J ah we have ever know before??? << aku bingung harus membalas apa. Lebih baik aku balas atau tidak ya? Aku bingung. Aku mencoba mengetik beberapa kata... >> Emmmh, i dont know what i must to said for you. I know all about you. And... i think you never know about me... so hard to say... K<< dan tanpa disengaja aku menekan tanda SEND... OK sudah terkirim. Aku hanya terdiam di depan layar monitor. “Kenapa langsung kekiriiiiiiim???!!!!” dan akhirnya aku membuka pesan dari adikku. >>haha<< maksudnya apa dia mengirim beberapa teks seperti itu? Dan aku hanya membalas >>apa ada yang salah? Kamu tertawa akan sesuatu atau kau sedang mengejek?” tanpa ragu aku langsung megirim pesan itu. Aku kaget ketika ada email masuk lagi. “Siapa lagi ini?” ucapku dalam hati. Hendrik? cepat sekali dia membalasnya. >>complicated K are you my fans? Haha JK<< aaah??? JK? Apa JK? Apa Just Kidding maksudnya? Saat aku akan membalas emailnya itu. Tiba-tiba kotak dialaog muncul. Dia mengajakku chatting... Oh My... baru saja aku akan belajar melupakannya tapi sekarang dia sedang mengajakku mengobrol!
Hendrik_ST: Hai J are you busy?
Saya: No. I`m not... why???
Hendrik_ST: i  just want to chatting with you now
Saya: Oh ya? OK J
Hendrik_ST: seriously... who are you???
Saya: What you think???
Hendrik_ST: i`m so embitered with you K
Saya: Really? So happy to hear that... haha J
Hendrik_ST: are you one of my friends?
Saya: yup
Hendrik_ST: if that true, why you must hide your identity??? What your motive?
Saya: i just have one a motived... and i think i`ll to saying to you in a nick of time J
Hendrik_ST: wow... you success make me angered... (y)
Saya: Thank you J
Hendrik_ST: thanks for the time... i`ll offline to do work my homework... see you next time Mrs. Orange ;)
Saya: OK. See you next time. J

Dan akhirnya dia offline. Aku berhasil membuatnya penasaran. Aku tersenyum sendiri di depan notebookku. Seperti orang bodoh. Baterai notebookku lemah. Aku mencari kabel charging notebookku. Dan ternyata ada di dalam lemari. “ah Handphoneku disini rupanya” aku menemukan handphoneku. Dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Dan aku mematikan notebookku dan membiarkannya dalam kondisi mengisi baterai. Aku mencium-cium handphoneku itu.

Aku melihat jam ternyata sudah sore. Cepat sekali hari ini berlalu. Aku berbaring di kasurku dan menyalakan handphoneku. Emh,,, banyak sekali SMS yang masuk. 35 Pesan. Sebagian besar dari Vero dan dari teman sekelasku. aku membuka salah satu sms darinya itu. Dan ternyata hampir semua dari sms itu dia menanyakan aku sedang berada dimana? Sedang apa? Dan hal-hal lainnya. Aku tidak membalasnya dan segera menghapus sms-smsnya itu. Dan aku hanyam mengirimnya 1 sms berisikan tanda senyum. Haa setidaknya kau membalas smsnya walaupun Cuma 1.

Aku membuka buku untuk belajar kembali. “Aku harus hafal semua nama anatomi tubuh ini!!!” teriakku dalam kamar. Tok tok tok kak Raya mengetuk pintu kamarku. Dan aku membukanya. “Ando belum pulang???” “aku tidak tahu kak. Dari tadi aku di dalam kamar” “kemana dia? Sudah malam dia belum pulang” “sudah malam kak? Ini kan masih so...” aku melihat jam di handphoneku ternyata sudah jam 11 malam! “jam dinding kamarku mati rupanya hehe” ucapku sambil tertawa tipis. “aku kira masih sore kak. Ternyata sudah malam ya? Memangnya kak Ando kemana?” ucapku dan kak Raya duduk di kasurku. “tidak tahu. Tadi sudah kucoba beberapa kali menghubungi telfonnya tapi tidak di angkat. Dan sekarang aku sedang mencoba menghubunginya sekali lagi tapi handphonenya tidak aktif” kak Raya mulai panik dan cemas. Yah inilah kami. Jika salah satu dari kami pulang malam dan tak ada kabar kami jadi was-was. Kami saling peduli antara satu dengan yang lain. Seperti keluarga. “sudah kau coba hubungi teman-temannya kak?” “belum... aku tidak tahu nomor teman-temannya. Setahu ku. Dia jarang mempunyai teman di kampus karena dia pendiam”. Tiba-tiba aku teringat kejadian tadi siang. “Jangan-jangan dia....” “kamu jangan berfikiran negatif begitu! Kau membuatku takut” “bukannya aku menakuti kak...” kami berdua menjadi cemas. Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi. Kami berdua langsung berlari menuju depan pintu. “Kak Andooo” ucapku. Aku dan kak Raya merasa lega dan beruntung. “What happened?” kak ando sepertinya bingung. Aku dan Kak Raya tertawa serentak. Kami mendorong kak Ando ke sofa. Kak Raya menanyakan padanya apa yang terjadi dan kenapa dia pulang malam. Ternyata dia pulang malam karena dia ketiduran di perpustakaan. Konyol sekali. Aku belum merasa legaaaaaaaaaa... jika bukan kak Ando, dan Hendrik... sekarang tinggal Musashi yang belum kuketahui kabarnya.

Semalam tidak bisa tidur dengan tenang. Aku merasa bersalah.......................! haaah...  sudah 2 hari aku tidak mendapatkan tidur yang nyenyak. Sesampainya disekolah aku mencari musashi kun. “Semoga yang kemarin bukan dia” aku mencoba ke kelasnya dan melihat dari depan kelasnya. Tidak ada dia. Seingatku dia pernah mengatakan dia mengikuti sebuah club aktivis. Aku mencoba ke kelas perkumpulan anggota aktivis. Ramai sekali disini. Aku tidak melihatnya. Aku mencoba mencarinya ke belakang sekolah tapi dia tetap tidak ada. Bel pertanda pelajaran akan dimulai pun berbunyi. Aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Selama pelajaran aku tidak dapat konsentrasi ke pelajaran. Mengganggu sekali. Aku berusaha fokus ke pelajaran. Walaupun aku tidak bisa paham seluruh dari pelajaran yang sedang diajarkan. Setidaknya aku bisa memahami pelajaran dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di rumah sakit nanti.

Bel istirahat sudah berbunyi. Hampir semua siswa pergi keluar kelas. Aku pun pergi ke kelas Musahi kkun sekali lagi. Tidak ada. Aku mencoba bertanya pada salah seorang teman sekelasnya. Dia tidak tahu dan katanya mungkin dia sedang di club. Setelah mendengar perkataan dari salah satu temannya itu aku langsung berlari ke ruangan club tersebut. Ramai sekali. “Kenapa club ini selalu ramai? Apa tidak apa tidak mengikuti pelajaran demi club ini?” pikirku. Aku bertanya pada seorang anggota club yang akan keluar dari ruangan itu. Dan ternyata dia masuk sekolah. Haaah rasanya hatiku menjadi meleleh seperti es yang terkena sinar matahari terik. Syukurlah ternyata bukan dia. Dan aku segera kembali ke kelasku.

Bel pelajaran selanjutnya pun dimulai. Ternyata hari ini akan ada praktek mendadak. Kami diuji dan mempraktekan apa yang sudah dipelajari. Baiklah. Aku segera pergi ke loker untuk mengambil jas prkatek. Otopsi mayat! Ya tuhan... setiap meja praktek disediakan masing-masing 1 mayat manusia. Dan dalam satu meja praktek ada 5 orang. Dan didalam ruangan ini ada 10 meja praktek tapi yang kami gunakan hanya 7 meja praktek. Oke. Aku harus tahan dengan semua ini. awalanya aku merasa takut. Tapi aku harus mengahadapinya. Awal aku masuk ruangan ini aku merasa ruangan ini sangat aneh. Hawanya sungguh berbeda. Aku selalu berdoa dalam hati. Dan sekarang kami sedang mempelajari tentang pernafasan. Sebelumnya kami diberi instruksi-instruksi sebelum melakukan praktek. Dan kami harus membedah mayat ini. setiap anggota kelompok diberi tugas masing-masing. Dan aku mendapat tugas mengambil organ Alveous. Aku sempat takut. Salah satu teman sekelasku. Margaret dia berasal dari Portugal. Dia terus-menerus muntah dan dia dibawa ke ruangan kesehatan. Mungkin dia tidak tahan dengan aroma disini. Aroma formalin sangat menyengat disini. Pembedahan dimulai.  Aku sudah mendapatkan organ Alveolus. Aku mencoba meremasnya dengan pelan. Teksturnya seperti spons. Aku tidak percaya yang aku pegang ini adalah organ manusia. Kami dituntut untuk mengamati dan akan mendiskusikannya. Setelah semua yang kami lakukan disini selesai dan jam pelajaran sudah habis. Kami membereskan alat-alat yang dipakai. Dan kami kembali ke kelas. Badanku menjadi bau aneh. Walaupun tanganku dalam praktek menggunakan handscoon dan sudah cuci tangan tetap saja tanganku masih beraroma ruangan tadi. Badanku juga. Aku sempat tidak kuat dengan aroma badanku sendiri. Semua siswa di kelas ini beraroma formalin!!!! Dan senseipun masuk kelas. Kami disuruh untuk mendiskusikan apa yang sudah kami pelajari dan amati praktek tadi. Setelah berdiskusi kami membuka forum untuk saling bertanya dan menjawab. Temanku saling berdebat dalam forum ini. dan forum ini menjadi seru. Bel bunyi pertanda pulang sudah berdering. Kami pun siap-siap untuk pulang. Sebelum pulang kami diberi tugas untuk mencatat apa saja yang sudah kami lakukan dan hasil pengamatan yang kami pelajari. Semua siswa kelas ini bersorai... kelas ini menjadi ramai sekali.

Sudah sore. Aku kembali ke loker untuk mengambil jas lab dan aku akan segera membawanya ke laundry. Sepanjang jalan aku ingin merasa muntah dengan aroma jas lab punyaku ini. padahal sudah kumasukan kedalam plastik dan kututup rapat. Tiba-tiba dari belakang ada yang memukul pundakku. Aku menoleh ke belakanga dan ternyata Musashi-kun. Aku tersenyum padanya syukurlah ternyata dia benar-benar bukan orang yang terkena kecelakaan waktu itu. “mmh, kamu bau sekali...” ucapnya dengan menutup hidungnya. “jangan meledekku. Besok kamu juga akan bau seperti ini!” “kamu sudah praktek? Bagaimana rasanya?” “kamu akan rasakan sendiri nanti” “hahahaha aku sudah tau seperti apa rasanya” ucapnya sambil tersenyum.

Tak sadar sudah sampai rumah dan aku masih mengobrol denganya. “kamu mau mampir sebentar?” “tidak perlu. Kita terlalu asyik berbincang sampai tak sadar sudah sampai rumahmu. Setidaknya aku mengantarmu sampai rumah dengan selamat” ucapnya sambil tersenyum. Entah kenapa aku menjadi berdebar-debar. Dia melambaikan tangannya tak sadar aku sudah mengangkat tangan dan melambaikan tanganku. Aku merasa ada sesuatu yang aneh ketika melihat punggungnya itu dan akhirnya sampai tak terlihat lagi.

Part 11 - Telfon Misterius. Gempa. Mereka. Emosi Meluap. LALU APA?!


Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Ada telfon yang masuk. Lagi-lagi dari nomor yang tidak kukenal. Aku menutup bukuku dan mengangkap telfonku.
Tika: “Hallo??? Hallo???” tidak ada jawaban. Hening sekali “who`s there???”
X: “ah, hallo”
Tika: “who`s there?!” ucapku tegas
X: “tika???” dia memanggil namaku!!!! dan tiba-tiba telfon terputus lagi.

“siapa ini? apa Kak Ando? tapi kalau itu kak Ando...  Kenapa nomornya tidak terdaftar di dalam kontak telfon?” pikirku. Aku memakan pisang yang tersisa di mejaku. Tiba-tiba handphoneku berbunyi sekali lagi. Dan yang menelfonku dari nomor yang sama dengan yang tadi. Aku langsung mengangkatnya. Tidak ada suara apapun. Hening sekali. Dan langsung saja kututup telfonnya. Handphoneku bergetar lagi. Aku ragu untuk mengangkatnya. Dan akhirnya aku hanya membiarkan handphoneku bergetar terus menerus sampai akhirnya handphoneku berhenti bergetar. Aku menjadi takut. “Siapa yang menerorku? Memangnya aku punya salah apa???” gumamku. Perasaanku jadi resah. Dan aku menaruh handphoneku di dalam lemari dan mengunci lemari itu. Tetapi handphoneku tidak kumatikan kubiarkan menyala. Aku memutuskan untuk belajar sampai larut malam. Sudah pukul 00:05. Aku putuskan untuk membuka email dari laptop. “Banyak sekali email yang masuk” batinku. Aku buka satu-persatu email yang masuk. Semua pengirim email itu adikku Andy. Kecuali satu pengirim email yang tidak kukenali. Aku mencoba membaca email yang masuk ini. >> Who are you? << “kenapa singkat sekali?” batinku. Aku melihat tulisan yang tertera paling bawah. “Hendrik Santoso? HAH HENDRIK SANTOSO?! AAA...!” Triakku. Ternyata dia melihat kertas itu. Terima Kasih Allaaaah... aku bingung harus membalas apa. Apa aku harus membalas dengan terus terang atau... aku bingung. Aku hanya membalas “Hy! Thank you so much for the respons... I`m Mrs. Orange. May i to be your friend? =))” aku ragu untuk mengirimnya atau tidak. Aku memejamkan mataku sebentar dan aku langsung klik SEND! Berhasil terkirim. Aku membuka mataku. Bagaimana ini? aku ingin membatalkannya tapi sudah terkirim?! Aku mengehela nafas panjang. Tiba-tiba muncul kotak chat. Adikku mengirim beberapa text. Dan akhirnya aku mengobrol dengannya. Sudah pukul 03:30. Pantas saja aku merasa mengantuk. Dan aku memutuskan offline dan langsung tidur. “Kenapa adikku insomnia?” gumamku. Dan aku langsung tertidur. Jam Waker ku berbunyi nyaring sekali dan akupun terbangun. “Sudah pagi? Cepat sekali. Rasanya baru saja aku memejamkan mata”

Harus berangkat ke kampus. Dengan mata setengah terbuka aku terpaksa harus berangkat. Walaupun sudah mandi rasa kantuk tetap tak hilang. Ternyata sudah sampai di depan kampus aku tak sadar. Akupun naik ke lantai 2 untuk masuk ke kelas. Aaaa mengantuk sekali. Belum ada satupun guru yang masuk kelas. Akupun mencoba memanfaatkan waktu itu untuk tidur sebentar. Baru saja memejamkan mata. Seorang guru masuk. Dia guru baru. Aaaa aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Kenapa dia menggunakan bahasa spanyol disini??!!! Kelaspun menjadi gaduh. Pusing sekali rasanya. Tiba-tiba bel berbunyi. “kenapa cepat sekali? Ada apa ini?” tiba-tiba kepalaku terasa pusing. Bangku yang kududuki terasa bergetar. Ternyata bukan firasatku saja. Ternyata ada gempa. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Dan kami diarahkan menjauhkan gedung sekolah. Kami berkumpul di tengah lapang. Gempapun sudah berhenti. Walaupun gempa sudah berhenti tetapi kepalaku masih terasa pusing. Setiap guru menghimbau para muridnya untuk tidak kembali kekelas untuk beberapa saat karena ditakutkan akan ada gempa susulan. Gaduh sekali disini. Yang sebelumnya aku mengantuk sekarang rasa kantukku hilang. Setiap siswa sibuk dengan handphonenya untuk menghubungi temannya ataupun keluarganya. Tapi di wajah mereka tidak ada wajah tampak cemas. Itu membuatku bangga dengan orang-orang disini. Mereka tidak panik dan mereka tetap tertib mengikuti saran-saran dari para guru. Aaa aku tidak suka disini. Padat sekali. Aku tidak suka dalam keramaian. Itu membuatku pusing. Aku mencoba keluar dari keramaian. Dan aku mengikuti beberapa orang yang berusaha keluar dari keramaian dan menuju jalan raya depan sekolah. Jalan Raya depan sekolahku cukup sepi dan jarang ada kendaraan yang berlalu lintas.

Haaah akhirnya bisa bernafas lega bisa keluar dari kepadatan siswa yang berkumpul di lapangan sekolah. Tiba-tiba ada gempa susulan. Aku langsung duduk di dekat jalan raya. Aku takut. Tiba-tiba ada yang merangkul pundakku. Aku tidak tahu itu siapa karena aku terus menunduk. Gempa berhenti. Aku mencoba mengangkat kepalaku dan melihat siapa yang merangkul pundakku. Aku sedikit kaget. Musashi-kun. Dia yang merangkul pundakku. Entah kenapa jantungku terasa berdetak kencang. Sebelumnya belum ada yang pernah merangkul pundakku walaupun keluargaku sendiri. Dia melihat kearahku. Aku mencoba menjauh darinya. Aku melihat sekelilingku. Kukira hanya aku dan dia yang duduk disini. Ternyata hampir semuanya. Dia bangun dan mengulurkan tangannya. Aku memegang tangannya dan bangun dari duduk. Tiba-tiba aku tertarik melihat sepasang orang yang sedang terduduk dan berusaha terbangun. Mereka mendekat kearahku! “Siapa mereka?” gumamku dalam hati. VEROOOOO! Dan yang membuat aku shock. Seorang laki-laki yang sedang menggandeng tangannya itu tidak begitu asing bagiku. HENDRIK???!!! aku hanya tercengang melihat mereka berdua yang mendekat kearahku. Entah apa yang kupikirkan. Rasanya ingin sekali aku ingin memisahkan mereka berdua! Sesak sekali rasanya. Maksudnya apa ini?!!!! Vero menyapaku. “hai tika... sudah lama aku tak bertemu denganmu” ucapnya dengan logatnya yang khas. Aku hanya membalasnya dengan senyum masam. Aku menahan emosiku. Aku tak berani melihat wajah hendrik apalagi menatap matanya. Aku meminta izin untuk pergi. Aku melangkah dengan lebar menjauhi mereka. Aku masuk ke dalam gedung sekolah. Gempa susulan masih terjadi. Semua siswa disarankan untuk keluar dari lingkungan sekolah. Dan akhirnya akupun keluar kembali. Ah rasanya malu sekali. Aku menjaga jarak dengan mereka. Setidaknya mereka tidak bisa melihatku walaupun aku masih bisa melihat mereka. Karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar. Akhirnya sekolah memulangkan setiap siswanya lebih cepat dari waktu yang biasanya. “Untung saja tadi aku membawa tasku” ucapku dalam hati. Dari jarak yang cukup jauh aku mengawasi mereka bertiga. Aku bersembunyi diantara kerumunan orang-orang. Haaah rasanya aku seperti penguntit. Melihat mereka berdua bergandengan membuatku merasa gerah! Kepalaku terasa panas. Walaupun cuaca saat ini begitu dingin tapi aku merasa badanku terasa panas sekali. Rasa marah, kesal, sedih, dan segalanya menjadi satu mungkin itu yang membuatku menjadi gusar. Emosiku mulai meluap. Aku memutuskan untuk pulang. Aku berjalan menuju rumah. Di sepanjang perjalanan aku menendang setiap ada benda yang ada di tanah. Aku melawati sebuah taman yang cukup sepi dan aku melihat sepeda bejajar rapi di samping jalan. Aku melihat kaleng minuman kosong dekat kumpulan sepeda tersebut. Aku berniat mengambil botol kaleng minuman tersebut dan akan kumasukan batu kedalam kaleng tersebut. Tanpa sengaja ketika aku akan mengambil kaleng tersebut. Bokongku mendorong salah satu sepeda dan membuat jatuh sepeda terebut. Kukira hanya akan ada 1 sepeda saja yang jatuh ternyata setiap sepeda di sepanjang jalan tersebut rubuh saling menimpa antara sepeda satu dengan sepeda yang lain. Aku kaget. Aku menjadi panik awalnya aku akan membangunkan sepeda tersebut tapi karena terlalu banyak aku menjadi bingung. Aku mencoba membangunkan sepeda itu satu per satu. Sudah setengah dari puluhan sepeda yang kujatuhkan. Dan salah seorang yang melihat aku merubuhkan sepeda-sepeda tersebut meneriakiku. Aku menjadi panik. Aku bingung harus berbuat apa. Tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang dan manarikku untuk berlari. Aku dan dia berlari sekencang-kencangnya. Orang yang meriakiku mengejarku. Aaaaa aku takut. Sudah begitu jauh aku berlari dan aku sudah tidak melihat orang yang meneriakiku tadi. Orang yang menrikiku tertawa kepadaku. Aku tidak tahu itu siapa dan sampai akhirnya dia menengok kearahku. Musashi-kun. Kenapa harus dia? Dia terus tertawa. Akupun jadi tertular untuk tertawa. Aku tidak tahu dia menangis atau tertawa karena dia mengeluarkan air mata. Tiba-tiba badanku terasa lemas. Karena aku tidak kuat aku langsung duduk di jalan. Wajahnya yang sebelumnya penuh tawa sekarang menjadi wajah yang penuh tegang karena melihatku yang tiba-tiba duduk di jalan. Dia membantuku untuk berdiri. Dan dia memanggilkan aku sebuah taksi untuk pulang. Dia mengantarku sampai rumah. Sepertinya aku selalu merepotkannya. Sampai di depan rumah dia membantuku masuk kerumah dan duduk di sofa. Dirumah sepi. Kak Ando dan Kak Raya belum pulang dari kampusnya masing-masing. Dia mengambilkan ku air putih. “maaf merepotkan” ucapku padanya. “kau kenapa?” tanyanya. “seperti aku hanya kelelahan saja. Semalam aku tidak cukup tidur dan aku belum sarapan” ucapku agar dia tidak perlu merasa khawatir.

“kau sedang memikirkan sesuatu? Sepertinya emosimu sedang meningkat” ucapnya sambil memegang tanganku dan mengecek tekanan nadiku. “kamu tak perlu tahu. Ini privasi”. Ucapku masam. “Apa kau benar-benar menyukainya?” ucapnya dengan serius. “siapa yang kamu maksud?”. “Aku tahu. Tanpa kau memberitahui ku aku sudah tau.” Ucapnya. “jika kamu sudah tahu untuk apa kamu bertanya?”. “aku ingin mendengar semua itu langsung dari mulutmu. Apa kau benar-benar mencintainya?”. “lalu, jika aku memberitahui mu apa itu akan mengubah segalanya?” jawabku tegas. “kenapa kau selalu mengelak?” ucapnya dengan memasang wajah tegas. “aku tak mengelak apapun. Bisakah kau berhenti bertanya seperti itu?!” ujarku. Dan suasan pun menjadi hening sekali. Badanku menjadi panas. Dan kami hanya terdiam. Cuaca hari ini cukup dingin tapi aku merasa ruangan ini panas sekali. Sudah lebih dari 30 menit kami berdua terdiam. Dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Aku mengantarnya sampai kedepan gerbang. “terima kasih untuk semua yang kamu lakukan untukku tadi. Sampai jumpa besok” ucapku padanya. “ya sampai jumpa besok” dan diapun pergi. Aku pun masuk ke dalam kamar dan mengurung diriku. Emosiku memang benar-benar sedang bergejolak. Aku menahan diriku untuk berbuat yang aneh-aneh dan tetap berfikir positif. “Lebih baik aku belajar untuk bahan pelajaran besok pagi.” Sudah 3 jam aku berada di dalam kamar untuk membaca buku kedokteran yang tebalnya seperti piring setengah lusin itu. Aku merasa bosan. Tiba-tiba terdengar ada orang membuka pintu dan aku segera keluar kamar. “Ah?Tika? Kamu sudah pulang?” ucap kak Raya. Ternyata Kak Raya yang membuka pintu. “Tadi gempa yah. Apa pada saat gempa kamu sudah berada dirumah?” “tidak. Saat gempa sedang berlangsung aku sedang berada dikampus. Karena gempa susulan terus datang pihak sekolah memutuskan untuk memulangkan siswa lebih cepat demi keamanan.” “Oh begitu. Sebenarnya aku juga pulang cepat. Tapi tadi aku terkena macet panjang sepertinya ada kecelakaan.” “kecelakaan? Kecelakaan apa???” “sepertinya seorang mahasiswa” “mahasiswa? Kamu yakin kak?” tiba-tiba aku teringat Musashi-kun. Tiba-tiba dadaku terasa sesak. “Mahasiswa? Dimana? Dia pejalan kaki??? Dia memakai baju apa?” tanyaku dengan rasa khawatir yang meliputi hatiku. “kau kenapa? Sepertinya penasaran sekali?” “Ah, tidak kak. Aku hanya penasaran saja” ucapku masam.

Aku mencoba untuk menghubungi Musashi-kun. “aku taruh handphone diamana ya? Sepertinya tadi aku tak bawa handphone kesekolah” aku mencari-cari handphoneku di ruang tamu, ruang keluarga, dan kamarku. “kau sedang mencari apa? Kau tak memakan kue yang dikulkas?” tanya kak Raya padaku. “aku lupa menaruh handphoneku. Aku tidak terlalu suka manis kak” “kamu tak suka manis? Memangnya handphonemu kamu taruh dimana? Sepertinya kemarin kamu juga lupa menaruh handphonemu. Coba saja kau hubungi handphonemu dengan handphoneku” “tak perlu kak. Handphonenya aku silent” “ah? Kamu ini. terakhir kali kamu taruh mana?” “jika aku ingat aku tak perlu mencarinya kak” suasana menjadi hening.  “baiklah aku bantu cari di ruang tamu dan keluarga sekali lagi” “terima kasih kak”. Aku mencari handphonenya di kamarku. Aku sudah merasa lelah untuk mencarinya. Dan aku putuskan untuk tidak mencarinya. “Kak” panggilku pada kak Raya. “Ya... sudah ketemu?” dia menghampiriku. “Belum kak. Yasudahlah kak tak usah dicari. Terima kasih kak sudah membantu” ucapku dengan tersenyum dan dia kembali kekamarnya. Aku berbaring di kasurku dan memejamkan mata. “Ya Allah semoga bukan dia... semoga bukan dia... semoga bukan dia...” doaku dalam hati. Aku menjadi merasa bersalah karena aku tadi mengucapkan kata-kata yang tak seharusnya kukatakan. Aku membuka mataku dan menoleh ke notebook kesayanganku. Aku memutuskan untuk membuka email sebentar. Ada 2 pesan yang masuk. Salah satu dari 2 pesan itu adalah dari Hendrik. aku malas sekali membalas emailnya itu. 

Part 10 - Kenapa Hari Ini Begitu SIAL!!!!


Pukul 05:25 aku terbangun dari tidurku. “jam berapa ini? Mau ke kamar mandi” ucapku dengan setengah sadar. Akupun shalat dan selesai shalat aku mencari handphone. “ini hp semalam di taruh di mana ya?” aku mencari-cari handphone dan membuat kamarku berantakan. “kemana ini handphone?!!!!” aku terus mencarinya dan ternyata handphone ku ada di kolong kasur. “apa semalam jatuh ya?” gumamku. Tiba-tiba kak Raya masuk ke kamarku. “Kenapa kamar ini seperti baru saja terhempas tsunami?” ucapnya sambil menyipitkan matanya. “ahahaha kakak, tadi aku mencari hp, dan baru ketemu. Ternyata ada di bawah kasur” ucapku dengan senyum getir. “Bereskan. Kamu mau ikut jogging? Kalau ya, bereskan kamarmu!” ucapnya dan pergi. Kenapa aku merasa seperti di rumah ya? Biasanya yang mengomeli setiap pagi itu mamah, dan disini setiap pagi yang mengomeli aku itu kak Raya. Sekejap aku rindu rumah... Sudah pukul 06:15... aku mengaktifkan handphone ku dan segera mengirim email ke rumah. Disana masih jam 04:15. Masih terlalu pagi untuk mengirim email ke rumah. Tapi terlanjur sudah kukirim. Yasudahlah. Aku segera membereskan kamarku dan bersiap lari pagi bersama kak Raya.

“Aku tak merasa seperti di jepang saat ini” ucap kak Raya. “Memangnya kenapa kak?” balasku. “Setiap hari aku menggunakan bahasa disini, seperti saat ini. Temanku di kampuspun banyak orang Indonesia. Haha” ucapnya sambil tersenyum. Sepanjang jalan kami berlari dan berbincang dengan penuh tawa. “Istirahat sebentar yah, saya lelah” ucap kak Raya. “iya kak, aku juga.” Jawabku. Kak Raya mengajakku beristirahat di sebuah Cafe minuman. “Sejuk disini. ACnya full” ucap kak Raya. Aku hanya tertawa mendengarnya. Kami duduk pas sekali di bawah AC di ruangan ini. Aku melihat jam tanganku. Ternyata sudah pukul 09:45. Akupun mengambil handphone dan segera mengecek email. Tidak ada satu pun email yang masuk. Akupun menaruh handphoneku di atas meja. Kak Raya sedang sibuk memilih menu minuman dan makanan ringan yang akan di pesan. Aku memandangi handphone ku di atas meja dan teringat kejadian semalam ada yang menelfonku. Aku langsung mengambil handphoneku dan mencoba menghubungi nomor itu. Terhubung... tapi tak diangkat... tiba-tiba ada suara handphone berbunyi di dalam Cafe ini. Aku mencoba mencari handphone yang berbunyi tersebut. Apa ini Cuma kebetulan atau...? Aku melihat seorang Pria mengangkat handphone yang berbunyi itu. Tuuut tuuut tuut... terputus! Aku mengamati pria itu dan dia menaruh handphonenya di atas meja. “Apa iya pria itu yang sedang kuhubungi ini?” pikirku. “Ada apa? Ada masalah?” ucap kak Raya. “Kak... aku mau cerita” jawabku. “cerita apa? Ini minumannya. Kamu suka jeruk kan?” tanyanya. “iya kak aku suka jeruk. Terima kasih”. Ucapku. Aku dan kak Rayapun merapat.

“kak... kemarin malam, tepatnya tengah malam ada yang menelfonku. Dan pada saat aku mengangkatnya. Tak ada jawaban. Hening sekali. Dan tiba-tiba bunyi tuut... tuuuut.. tuut... dan baru saja aku coba hubungi nomor itu. Dan kebetulan sekali salah satu orang disini handphonenya berbunyi dan aku coba mencari handphone siapa yang berbunyi itu. Dan ternyata pemilik handphone yang berbunyi itu ada disana. Ya, seorang pria disana. Aku tak bisa melihatnya. Aku hanya bisa melihat punggungnya. Apa ini hanya kebetulan atau apa kak???” “Mungkin hanya kebetulan saja. Jika kamu penasaran. Kita pindah saja duduk di dekatnya itu” ucap kak Raya dengan menunjuk kursi kosong disebelah pria misterius itu. “Aku takut kak” jawabku sambil mengerutkan alis. “jangan ciut. Ayo” ucap kak Raya. Dan dia membawa Orange Juice milikku dan punyanya ke kursi kosong disebelah pria itu. Aku belum beranjak dari kursi yang kududuki ini. Kak Raya memberi isyarat untuk aku ke tempatnya itu. Aku menarik nafas dan mencoba mendekat. Dan aku duduk di sebelah pria itu. Aku tak berani melihat pria itu maka dari itu aku membelakangi pria itu. Ya saling membelakangi. “Sepertinya dia seumuran denganmu. Mungkin dia temanmu tik” bisik kak Raya. “serius kak? Aku tak mengenalnya. Sungguh” jawabku gusar. “lihat dulu. Dia tampan. Kamu beruntung” ucapnya sambil merayu. “untuk kakak sajalah” jawabku gugup. Tiba-tiba kak Raya tertawa kencang. Aku SHOCK! “kamu lucu sekali kalau gugup. Ini bukan sedang ujian. Kamu ini...” ledek kak Raya. “Kakaaak” ucapku cemas. “Aku baru sadar. Kalau kamu sedang bicara, aku seperti hanya merlihat gigi depanmu saja. Mirip kelinci” ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak. Aku hanya cemberut mendengar kata-katanya. “Tadi pria itu menengok kearah kita!” ucap kak raya tegas. “betul kan apa kataku. Dia tampan!” ucapnya seperti orang kaget. Aku tak mempedulikan apa katanya. Tiba-tiba perutku jadi sakit. “perutku sakit kak” ucapku dalam hati. Kak Raya beranjak dari tempatnya dan menghampiri pria dibelakangku ini. Aku memegangi perutku. “aduh kenapa ini? Perutku terasa kram” gumamku. Aku segera pergi ketoilet. Seperti kak Raya memanggilku. Tapi aku tak mempedulikannya. Sesampainya di dalam toilet aku langsung duduk dan dan memegangi perutku saja. Sudah 30 menit aku duduk disini. Perutku masih terasa kram. Aku mengambil handphoneku dari dalam kantung celanaku. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada telfon masuk. Itu dari kak Ando. Tanpa beban aku langsung mengangkatnya. Dia menanyakan aku dan Kak Raya sedang berada dimana. Dan aku tak menjawabnya aku hanya terdiam. Perutku sakit sekali. Dan pada akhirnya aku memberitahukan kami sedang berada di Cafe dekat kampus kak Raya. Dan aku juga mengatakan tentang kondisiku sekarang. Telfonnya langsung dimatikan kak Ando. Entah apa yang terjadi. Sudah 15 menit setelah kak Ando menelfon. Aku keluar dari kamar mandi. Aku hanya duduk saja di dalam dan aku membasuh wajahku dengan air dan mengeringkannya dengan tisu. Perutku masih terasa sakit. “Kak Raya belum pulang kan?” gumamku. Tiba-tiba kak Ando masuk ke dalam kamar mandi! Aku kaget! Dia menarik tanganku keluar. Didalam kamar mandi itu aku tak seorang diri. Ada 2 orang wanita sedang merapihkan rambut mereka. Mereka menatap kak Ando karena untuk apa dia masuk toilet wanita! aku tak berkata-kata. Aku sibuk menahan rasa sakit di perutku ini. Kak Ando menarik ku menuju meja dimana ada kak Raya dan pria itu.

SHOCK!!!!! Ada Hendrik disamping kak Raya! Apa ini...!!!!!!!!!!!!  Apa yang dibelakangku tadi itu Hendrik?!!!!! “tadi aku baru saja dari apotik membeli ini. Minumlah” ujar kak Raya. Hendrik melihatku! Kenapa harus di keadaan seperti ini bertemu dengannya! Kak Ando menarik tangan kak Raya dengan tangan kirinya dan kami dipaksa pulang. Hendrik hanya terdiam melihat kami. Aku malu.....!!!!! dilihat banyak orang dan ditarik paksa seperti ini! Aku dan Kak Raya dipaksa masuk mobil. Dan kami segera pulang. Aku masih memegangi perutku. “Kamu tak apa? Wajahmu pucat” ucap kak Raya. Aku hanya diam dan menyenderkan kepalaku. Sampai dirumah. Aku dituntun kak Ando ke kamarku. Aaaa dia baik sekali padaku. Dia seperti papaku ke-2! Dia menyuruhku ganti pakaian dan segera minum obat. Dan dia segera keluar dan menutup pintuku. “rencanaku hari ini seharusnya hanya tidur saja. Tidak keluar untuk lari pagi. Mungkin kalau aku tidak pergi jogging aku takkan seperti ini. Aku memutuskan mandi dan segera istirahat. Saat aku tertidur aku mendengar suara ribut di luar. “Apa kak Ando dan kak Raya berkelahi ya? Apa gara-gara aku” pikirku cemas. Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku mengambil handphone ku. Ternyata ada email masuk. “Banyak sekali email yang masuk.” Aku langsung menaruh handphoneku dan aku tak membacanya. Aku langsung tertidur. Sudah jam 14:00. Dan aku baru terbangun. Sakit perutku sudah hilang. Aku belum shalat dzuhur! Aku masuk ke kamar mandi. Aku haid. Ternyata tadi perutku kram karena ini!

Aku keluar kamar. “Kenapa tidak ada orang? Apa mereka sedang pergi ya?” ucapku dalam hati. Aku pergi kedapur mencoba mencari makanan untuk mengganjal perutku yang sedikit lapar. Ada catatan di kulkas. >> Jika kamu lapar. Makan saja kue yang sudah kusediakan di dalam kulkas. Tak perlu sungkan. Itu sudah jatahmu. Aku pergi ke supermarket sebentar<< akupun segera membuka kulkas. “Kue Tart? Ini kue kesukaan kak Raya. Apa dia rela?” aku mencari makanan lain dari dalam kulkas dan ternyata ada buah apel dan pisang. Banyak sekali apel ini. dan akhrinya aku hanya tertarik pada apel dan pisang yang ada di dalam kulkas itu. Dan aku mengambil 3 buah apel dan 1 buah pisang. Aku segera masuk ke kamarku dan membuka buku. Aku mau belajar. “Setidaknya aku bisa menambah ilmu di waktu luang”. Tidak sadar apel yang kubawa sudah habis kulahap. 

Part 9 - Vero??? Hendrik??? Ada Apa Diantara Mereka???


Haaah aku bosan berada di kedai ini bersama musashi dan kami hanya saling berdiam diri. Tiba-tiba vero keluar dari kedai dalam. “vero???” ucapku spontan. “Dia bersama siapa disini? Kenapa seperti orang yang sedang selesai berkelahi dengan seseorang ya?” aku langsung berdiri dari tempatku berdiri dan berteriak berusaha memanggilnya. “verooooooooooooo....!!!! veroooooo....!!! kamu mau kemana???!!!” teriakku kencang. Sesaat aku akan mengejarnya. Tanganku ditarik musashi kun. Aaaa sakit...! tak perlu sekeras itu...! “tak perlu berteriak seperti itu! Isn`t a jungle!” ucapnya. “aaa vero kenapa dia? Sudah lama tak melihatnya.” Ucapku. Aku baru sadar orang-orang disekelilingku yang sedang duduk. Mereka memperhatikanku. Tanganku ditarik bermaksud menyuruhku duduk. ketika akan duduk. Sosok yang familiar muncul dari kedai bagian dalam. Aku terperangah dan ternyata itu Hendrik! Aku seperti orang bodoh melihatnya. Dia tidak menyapaku sama sekali. Keadaannya berbeda 360o dengan tadi pagi. Tadi pagi dia menyapaku dan berbincang dengan ramah walaupun hanya sebentar saja. Tapi sangat berkesan. Tidak seperti dia yang sekarang ini. Aku terlihat sangat bodoh jika melihatnya. Tiba-tiba musashi kun berdiri dan mendorong pundakku ke bawah untuk duduk. Aku menoleh kearah dimana Hendrik pergi. Melihat punggungnya dan semakin lama semakin jauh membuatku sesak. “Ada apa ya?” tanyaku pada musashi kun. Dia hanya terdiam dan menghabiskan orange juice miliknya. Mood ku langsung down. “habiskan orange juice milikmu. Setelah itu kita segera pergi” ucapnya. Setelah kuhabiskan jus milikku. Aku langsung bergegas ke dalam kedai. “mau kemana?” tanya musashi kun. “wait me here” jawabku tegas dan pergi masuk kedalam kedai. Aku mencoba bertanya pada salah satu waitress disini. Mencoba mencari informasi. Sebenarnya ada hubungan apa Hendrik dan Vero ada disini? Kenapa mereka berdua sama-sama berwajah masam? Ini sebenarnya ada masalah atau hanya kebetulan saja?. Kenapa waitress disini hanya menjawab tidak tahu!!!! Aku langsung membayar orange juice yang aku pesan sebelumnya. Dan akhirnya aku bertanya pada kasir disini. Belum sempat aku bertanya. Musashi-kun sudah menghampiriku dan menarik tanganku. “kau sudah selesai? Ayo pergi” ucapnya.

Sesampai di sekolah. Aku segera pergi ke loker meninggalkan musashi-kun sendirian di koridor. Sesaat aku menoleh ke arah loker Hendrik. Aku mencoba menyentuh label namanya yang tertempel di lokernya tersebut. Tak sengaja aku melihat secarik kertas jatuh dari lokernya itu. “apa itu?” ucapku. Aku menoleh ke kanan dan kekiri dan bertingkah seperti maling. Bodoh. Aku mencoba mengambil secarik kertas itu. Dan ternyata hanya kertas kosong. Ku kira apa! Haaah aku langsung membuka lokerku dan mengambil baju basah yang ku kenakan tadi pagi. masih basah. Lalu aku memasukan pakaian itu kedalam kantung plastik yang sudah kusediakan sebelumnya dari dalam loker. Aku melihat kalender kecil yang menempel di dalam pintu lokerku. “Besok libur. Syukurlah pokoknya schedule besok untuk istirahat! Hari ini hari yang melelahkan” ucapku pada diriku sendiri. Secarik kertas ini digunakan untuk apa ya? Dan akhirnya secarik kertas itu aku tulis alamat emailku. Dan rencananya akan kumasukan ke dalam loker Hendrik. aku berfikir dua kali dan memikirkan apa yang terjadi nanti. Aku membulatkan tekadku dan bergegas memasukan kertas ini ke dalam lokernya itu. Maju langkah demi langkah dan akhirnya aku sudah berada di depan loker Hendrik. Aku melihat kanan dan kiri agar tidak diketahui orang lain selain aku, dan tuhan. Setelah memasukan kertas itu. Aku kembali ke lokerku yang pintunya masih terbuka. “Ya allah, jika aku diizinkan untuk dapat dekat dengannya. Buatkanlah dia membaca kertas itu. Jika tidak buatkanlah dia mengabaikan kertas itu” doaku dalam hati. Aku pun segera pulang.

Hpku berbunyi nyaring. Akupun terbangun dari tidur. “siapa yang berani telfon malam-malam begini?!”. “nomor siapa ini? Tidak terdaftar di kontak”. Dan kuputuskan ku angkat. “Hallo? Hallo?”. Tuuut tuut tuut... “kurang ajar sekali! Mengganggu saja!” dan akhirnya handphoneku ku matikan.

Part 8 - Musahi Kau Temanku!!!!! Maaf Menyusahkanmu


Sudah siang. Berjalan menuju perpustakaan langkah demi langkah. Dan perut berbunyi. “untung tidak ada yang dengar, haha” ucapku. Sebenarnya tujuanku ke perpustakaan bukan untuk membaca buku atau mengerjakan tugas. Tapi sebenarnya cuma untuk beristirahat saja. Aku langsung duduk di salah satu kursi yang kosong. 

“Aroma buku-buku ini mengingatkanku sesuatu”. Aku menaruh tasku, dan tasku kujadikan bantal untuk beristirahat sebentar. Aku menoleh ke arah sisi kanan yang posisinya tidak ada orang disampingku. Tiba-tiba ada orang duduk di sebelah kananku. Otomatis aku melihatnya. Dia pria. Aku tidak beranjak dari posisiku yang setengah duduk dan kepalaku disenderkan ke atas tasku. Dia menoleh kearahku. Sepertinya aku pernah melihatnya. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku walaupun tidak terlalu dekat tetap saja membuatku kaget. Sontak aku terbangun. 

Dia... Dia... Dia... yang menarik tasku waktu itu! “haaaah” ucapku dan segera menoleh ke arah kiri agar aku tidak melihat wajahnya. “Kenapa harus ketemu dia lagi? Disini pula? Ya allah”. Ujarku sambil menghela nafas. Aku mencoba memejamkan mataku dan tiba-tiba dia berbicara. Sepertinya dia berbicara padaku. Tapi aku tak mempedulikannya dan aku hanya memejamkan mataku sebentar. “hey, apa kau tuli?” ucapnya. Aku langsung membuka mataku. “siapa yang berkata seperti itu?” aku langsung menoleh ke arahnya. “Hey” ucapnya dan dia melambaikan tangannya depan mataku. 

“kenapa kau bisa bahasa indonesiaaaaaaaaaaaaaa?” aku berbicara keras sekali. Dan setiap orang diperpustakaan tersebut menyuruhku diam dengan bahasa isyarat memasang telunjuk dibibir. Dia tertawa tipis. SHOCK abis. Aku berbisik padanya “hey bagaimana bisa? Apa kau orang indonesia?” tanyaku penasaran. “memangnya hanya orang indonesia saja yang dapat menggunakan bahasa?” jawabnya. Bukan itu jawaban yang aku minta!

Dia menyebalkan sekali. Tapi apa dia orang indonesia juga??? Aku hanya terdiam dan menatapnya dengan penuh tanda tanya. “Bagaimana kamu bisa menggunakan bahasa?” tanyaku sekali lagi. “ibu tiriku orang indonesia” jawabnya dengan pelan. Aku hanya melihat wajahnya saja. “Benarkah itu?” tanyaku dengan penasaran. “ya” jawabnya. Entah kenapa aku jadi tertarik dengan pria di depanku ini. Aku tertarik tentang kisah hidupnya. Ibu tiri ujarnya? Ibu tiri dia WNI, bagaimana bisa? Lalu apa ibu tirinya itu mengajarkan bahasa indonesia padanya? Banyak sekali yang ingin ku ketahui tentangnya. Sudah 3 jam aku berbincang dengannya. Tak terasa sudah selama itu.

Perutku mengeluarkan bunyi lagi. Dan sekarang pria di depanku ini mendengarnya. Malu sekali rasanya. Dia menertawaiku. Menyebalkan sekali. “kau belum makan?” tanyanya. Dan aku hanya menganggukkan kepala saja. Dia mengajakku ke sebuah kedai makanan yang bagus katanya. Baiklah. Dan akhirnya temanku bertambah. Tak aku sangka orang yang selalu kuhindari dan akhirnya sekarang dia jadi teman yang selalu ku ajak bicara. “masih jauh?” ucapku, “tidak, mungkin kalo mengobrol tak akan terasa” jawabnya. Dan akhirnya kami mengobrol sepanjang jalan. “Rasanya senang sekali bisa berbincang menggunkan bahasa indonesia dengan bebas dan lancar dengan orang yang memang bukan orang indonesia dan dinegara asing juga” kataku. “benarkah? Dari tadi kita berbincang tapi saya belum tahu namamu” ucapnya. “benar juga, aku tika asli indonesia. Kamu?” “musashi... fumiya musashi” jawabnya sambil tersenyum. “musashi? Benar itu namamu? Setahuku musashi nama seorang pahlawan bukan? Apa jurusanmu?”. “tanya ibuku. Aku sama dengan jurusanmu” jawabnya pelan. “kenapa? Apa salah? Maaf jika lancang, apa yang terjadi dengan keluargamu? Ah maaf... tak perlu kau jawab” ucapku dengan senyum terpaksa. “tidak apa” jawabnya. Singkat sekali... apa aku menyinggungnya? Padahal baru saja menjadi teman dan aku sudah menyinggungnya... bodoh sekali, sungguh. Kenapa tak sampai-sampai juga ya? Sudah 10 menit aku berjalan tapi tak sampai juga. “Apa yang kamu suka?” ucapnya untuk membuka lagi pembicaraan. “apa?” jawabku, aku tidak mengerti apa maksudnya. Aku hanya menunduk dan melihat sekelilingku dengan wajah bosan. “Sepertinya kamu tertarik sekali dengan kehidupanku” ucapnya sambil menolehku sesaat. Aku tak menjawabnya. Sepertinya dia tersinggung. Ya allah maaf....

Sudah 25 menit jalan, dan hanya diam seperti ini. Lelah banget rasanya. Aku melangkah lebih cepat sehingga dia tertinggal di belakang. Padahal aku tidak tahu arahnya kemana. Ketika di persimpangan aku tetap berjalan lurus dan akan menyeberang jalan. Musashi kun... dia berlari. Kukira dia mau mengejarku makanya langkahku ku percepat dari sebelumnya. Sesaat mau menyeberang dia menarik tanganku. Sontak aku kaget. Ternyata arahnya salah. Seharusnya tidak perlu menyeberang. Dan hanya belok ke arah kanan. Ah memalukan sekali. Lalu aku berjalan dibelakangnya saja. Aku seperti penguntit. Tingkah konyol ini muncul lagi. Aaaa memalukan. Aku berjalan sambil menunduk. Dan sekali lagi tanganku ditarik olehnya. Ternyata udah sampai, akunya malah mau melangkah terus. Maluuuuuuuuu. Rasanya mau lari dan lagsung mau naik taksi pulaaaang. Yaaah ramai sekali resto ini. Sudah jalan lebih dari 20 menit, sesampai disini malah penuh. “kenapa begini? Udah tadi singgung perasaan dia, tangan ditarik karena kesok tahuan, dan sekarang restonya penuh” gumamku. 

Dia mendorongku masuk dan ternyata masih ada satu tempat yang kosong. Syukurlah. “makanan disini lezat, kamu mau apa?” ucapnya. “oh ya? Aku vegan. Mengerti kan?” jawabku. “kamu vegan? Baiklah. Kenapa tidak bilang dari awal?” ucapnya. “karena kau tak bertanya makanya aku tak katakan” ucapku sambil tersenyum tipis. “kenapa kita tidak di layani?” ujarnya. “maklumi saja, disini sedang ramai” jawabku sambil menggeserkan tisu ke kanan ke kiri di meja makan. “apa kamu tidak suka ini?” ucapnya sambil mengambil tisu yang kumainkan dan menaruhnya ketempat semula. Aku langsung menempelkan kepalaku ke atas meja. Pusing sekali rasanya. Semua cacing diperut ini bergejolak dan berdemo menyuarakan agar perut ini di isi makanan. Aku tak punya tenaga. Aku mencoba mengangkat kepalaku dan aku tidak melihat dia di depanku! Apa aku ditinggal olehnya?! Jahat sekali....! Aku menunduk lagi dan tiba-tiba dia menempelkan piring berisi makanan di pipiku, dan sontak aku terbangun. Dia tertawa melihatku yang terkapar seperti seminggu tak diberi makan. “Apa ini? Apa ini meatball?” tanyaku. “tenang saja, itu terbuat dari bahan organik” jawabnya sambil tersenyum. “Apa kamu mengambil makanan itu sendiri dari dapur resto ini? Mana makananmu?” ucapku dan tiba-tiba kepalaku pusing sekali dan sekali lagi aku menundukkan kepalaku di meja. “Sudah, makanlah. Kamu seperti anak yang kelaparan” ujarnya sambil tertawa. Aku langsung mencoba dan menyantap makanannya. OISHI...! sepertinya meatball ini terbuat dari kedelai. Aku kira begitu. Tak sadar aku menyantapnya dengan cepat dan aku lupa kalau ada dia di depanku. Aku menoleh ke wajahnya dan dia hanya tersenyum. Jadi salting gini.”Apa benar yang di hadapanku ini adalah seorang calon dokter?” ucapnya sambil tertawa. Menyebalkan sekali....!!!! “makananmu mana? Kau mau coba ini? Ini enak” tawarku padanya. Dan dia hanya membuka mulutnya saja. Apa maksudnya? Apa maksudnya dia mau dan aku menyuapinya? Manja sekali. Dan akhirnya aku menyuapinya dengan meatball bulat-bulat. Itu tanda terima kasihku

Makananku sudah habis, dan makanan dia baru sampai di meja. Kenapa pelayanan disini begitu buruk? Seharusnya pelanggan tidak boleh ditelantarkan seperti ini. Pelanggan itu raja bukan! Dan dia menyantap makanannya. Melihat caranya makan membuatku ingin tertawa. Dia menoleh kearahku. Ternyata dia sadar jika dia sedang kutertawakan. Aku langsung terdiam ketika dia melihatku dan berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa. “alhamdulillah, kenyang” ucapku. “kamu islam?” tanyanya. “ya, kenapa?” jawabku. “benarkah? Aku pun sama denganmu” aku langsung melihatnya dan terkaget. Apa dia serius? Banyak hal yang gak pernah terpikir tentang dirinya. Pertama, dia berwajah oriental sekali, dan dia bisa berbahasa indonesia dengan lancar sekali.. kedua, dia seagama denganku. Aku belum tahu, kejutan apalagi yang akan muncul dai mulutnya itu. Dia menyantap makanannya dengan lahap. Selama dia makan aku memikirkan banyak hal tentangnya dan muncul pertanyaan pertanyaan yang ingin kutanyakan padanya. Dia selesai makan, dan kami memutuskan untuk beristirahat disini sebentar.

“kamu mau tanya apa tentangku?” tanyanya. Aku hanya melihatnya dan bertanya-tanya dalam pikirku. Apa dia menawarkan diri untuk ku intrograsi? “mau kumulai dari mana?” tawarnya. “bagaimana kau bisa bahasa indonesia dengan lancar? Dan padahal kau orang jepang asli bukan?” tanyaku tegas. “akan kujawab secara singkat saja. saya memiliki ibu tiri dan dia warga indonesia. Walaupun dia ibu tiri saya tak pernah menganggapnya sebagai ibu tiri atau macam hal lainnya. Saya tumbuh besar bersamanya dan juga dengan ayahku sejak kecil. Umur 7 tahun saya pernah tinggal di singapore sampai usia 17 tahun. Dan tinggal 2 tahun di Batam. Dan pada akhirnya kembali kesini sampai sekarang. Intinya saya dapat lancar bahasa karena faktor tempat saya tumbuh” aku hanya terdiam “apa itu benar? Berarti dia dapat bahasa mandarin juga bukan?” gumamku dalam hati. “wow” jawabku singkat. Dia tersenyum dan mengajakku kembali ke kampus. Sepertinya tenaga yang baru saja kuisi ini akan habis kembali sesampai di kampus. Padahal baru saja kami berkenalan, tapi serasa sudah seperti sahabat akrab sekali seperti sudah berteman selama bertahun-tahun. Aku nyaman bercerita padanya. Di saat berjalan tiba-tiba dia tertawa sendiri. Aku jadi penasaran apa yang di pikirannya itu. “kamu tahu? saya sedang mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu di belakang sekolah. Tindakanmu itu ” ucapnya. Ketika dia berkata seperti itu, tiba-tiba aku menghentikan langkahku. Kenapa harus ingat lagi?!. Aku langsung bergegas pergi dan mempercepat langkahku. Dan pada akhirnya aku berlari menjauhinya. “hey, jangan berlari!” teriaknya dari belakang. Aku tak peduli. Karena dia berkata begitu aku jadi ingat pada Hendrik dan perempuan itu. Grr jadi panas kepala ini. Aku mencoba menengok kebelakang dan aku tak melihatnya. Sepertinya dia tertinggal jauh. Lalu aku melambatkan langkahku. 

Aku baru teringat. Tadi pagi aku berbincang pada Hendrik. Tiba-tiba aku jadi mempunyai keinginan merebut Hendrik dari wanita itu. “Kenapa aku jadi berfikiran kaya gini?” gumamku. “sedang memikirkan apa?” ucap musashi kun padaku. Aku terkaget. Cepat sekali! Bagaimana bisa tiba-tiba dia disampingku?! Aku tak mendengar langkah kakinya! Sungguh! Aku bergegas mempercepat langkahku. Dan dia menarik tasku. “sepertinya kau senang sekali menarik tasku?!” “jangan berlari lagi” jawabnya dengan terengah-engah. Aku menghentikan langkahnya. “Kau berlari? Sepertinya kau tampak pucat” aku baru sadar wajahnya pucat. Sepertinya aku orang jahat sekali. Meninggalkan teman yang sudah mentraktirku dan membuat wajahnya pucat seperti ini. “sudahlah ayo jalan” ucapnya dan melanjutkan jalan. Aku menarik bajunya dari belakang. “basah sekali bajunya, jangan sampai dia dehidrasi” ucapku pelan. “Sudah istirahat sebentar. Bajumu basah sekali, sepertinya kau berlari kencang sekali ya tampan?” ucapku dengan senyum padanya. Setidaknya aku harus bisa membuat dia tidak marah padaku. “kamu merasa bersalah?” ucapnyadengan wajah datar. Aku memang teman yang jahat sekali. Dia terus berjalan dan aku membuntutinya dari belakang. “bagaimana ini? Aku merasa bersalah” pikirku. Aku melihat ada kedai minuman dan aku mendapatkan ide! Aku langsung mengejarnya dan menarik baju bagian belakang dirinya. “jangan seperti itu” ucapnya dengan wajah tampa ekspresi. Seram sekali dia seperti itu. Aku langsung saja mendorongnya menuju kedai minuman tersebut. Aaaah berat sekali orang ini! Aku langsung mengambil kursi dan memaksanya untuk duduk. Wajahnya tambah pucat! Bagaimana ini? Dia hanya diam saja. Aku harus berbuat apa???????

Haaah sejuk banget sepoian angin disini... “hmmm Chotto suzuii ne” ucapku. Kenapa dia hanya diam saja daritadi ya? “kau mau disini atau didalam?” ucapku sekali lagi. Dan dia tidak menjawab. Rasanya mau gigit kepalanya itu grrr. Lalu ada waitress datang ke mejaku. “Mau pesan apa ini? Dari tadi dia diam saja. Ditanya juga diam. Bibirnya pucat banget.” Gumamku. haah. “2 orange juice” ucapku pada waitress tersebut. 

Dan akhirnya minuman yang aku pesan datang. “Minumlah, jangan sampai kau dehidrasi” ucapku cemas. Dia hanya terdiam dan memainkan sedotan di dalam jusnya tersebut. “I dont know what i must to do” ucapku pelan dan ternyata dia mendengarnya. Entah kenapa rasanya seperti orang yang sedang kencan dan sekarang sedang berkelahi. Aku tersenyum sendiri berpikir seperti itu. Perhatianku langsung tertuju pada wanita berambut panjang yang baru saja keluar dari kedai bagian dalam minuman ini. aku tidak menyangka jika itu vero!

Part 7 - Hendrik Kau Menang! Kau Berhasil Membuatku Hatiku Bergetar!


Hari ini hujan... sungguh tak terduga jika akan turun hujan sederas ini. Aku berlari menuju kesekolah. Aku terlambat!!! Hari ini aku bangun kesiangan karena semalam harus menyelesaikan tugas yang menumpuk dan tugas itu harus diserahkan kepada sensei sekarang juga! Sampai di depan kelas. 

Lelah sekali rasanya. Nafasku tersengah-sengah karena aku harus berlari ke kelas. Badanku basah kuyup. Aku mencoba mengetuk pintu dan membuka pintu secara perlahan. Memalukan sekali. Seluruh siswa di kelas menatapku. Pelajaran sudah dimulai. Ya tuhan, Mr. Kamamoto melihatku dengan tajam dari tempat dia berdiri. Dia menghampiriku. Aku hanya terdiam dan menunduk. Aku berharap semoga dia tidak menyuruhku keluar kelas. Dan pada akhirnya tetap saja dia menyuruhku keluar kelas. 

Itu yang tidak kuharapkan sama sekali! Akupun keluar kelas. Aku terdiam sesaat di depan pintu kelas. “kenapa hari ini aku begitu sial” ucapku dalam hati. Tiba-tiba pintu terbuka, dan aku menoleh kebelakang. “Mr. Kamamoto?” kataku. Dia menyuruhku untuk mengganti baju yang aku kenakan karena basah dan membasahi lantai koridor, katanya jika aku sudah mengganti bajuku yang basah aku di izinkan untuk masuk kelas. 

Aku bergegas ke lokerku. Untung saja. Aku menyimpan beberapa pakaian di lokerku. Ternyata bermanfaat juga. “kenapa hari ini diawali dengan kejadian seperti ini? Masih pagi saja sudah seperti ini. Apa yang akan terjadi nanti siang ya?” keluhku. Aku mempercepat langkahku menuju lokerku. Tiba-tiba langkahku terhenti di depan salah satu loker milik mahasiswa disini. “ini loker milik hendrik, sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya” aku menatap secarik kertas yang tertempel di loker hendrik yang bertulis namanya. Aku langsung meninggalkan loker miliknya itu dan segera ke loker milikku.

Kusut. Baju ini kusut. Aku menatap baju itu. “aku harus begegas”. Setelah mengganti baju. aku langsung berlari menuju kelas. Dan aku segera duduk dan mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Bel berbunyi nyaring. Setiap murid pun berhamburan meninggalkan kelas. Aku masih duduk dikursiku. Aku sibuk mencari tugas yang sudah kukerjakan semalam. Semua barang yanga ada di tasku pun aku keluarkan semua. “kemana tugasku?!!!! Apa tertinggal?” aku berteriak histeris di kelas. Salah satu teman sekelasku menghampiriku. “what happend?” ujar Taku teman sekelasku. “I lost my homework book. I think I've put it into my bag, aaaa” ucapku sambil terus menerus mencarinya. “may i help you?” ucap Taku. “Yes, sure!” kataku. Aku berdua dengannya mencarinya semua barang ditasku sudah dikeluarkan tapi tidak ada! Seluruh kelas sudah kulihat tapi tak ketemu. Bagaimana ini???

Taku: “hey, try to remember where you put it”
Aku: “i think, I've put it into my bag this morning. and I do not know anymore”
Taku: “oh my...  then we have to what?  emh, i think you must to write this homework again tika-san.”
Tika: “i think you right. Thanks for helping”
Taku hanya tersenyum dan segera meningalkanku sendirian dikelas. Dia menyarankan ku untuk mengerjakan ulang tugas itu. Kurasa itu tidak mungkin. Waktunya tidak cukup, dan siang tugas itu harus dikumpulkan. 

Aku mencoba untuk mencari tugas itu di lokerku. Mungkin saja tertinggal di sana saat ku sedang mengganti baju. Dengan berlari aku menuju ke lokerku. SHOCK! Aku melihat Hendrik di depan lokerku!!!!!!!!!!!! “Apa dia sudah tau aku ini Mrs. Orange?” ucapku pelan. Aku terpkasa harus menghampirinya untuk mencari tugasku yang hilang itu. “Sorry” ucapku, sambil menunduk dan membuatnya mundur beberapa langkah dari depan lokerku. 

Aku membuka loker dan mengacak-ngacaknya untuk mencari tugas itu. Aku tidak mempedulikan dia ada dibelakangku atau tidak. Pokoknya aku harus menemukan tugas itu sekarang juga. “Sorry, apa ini buku milikmu?” tiba-tiba jantungku terasa seperti terhenti sesaat. ”Apa dia berbicara denganku?” ucapku dalam hati. Aku langsung menoleh kebelakang dan menguatkan diri untuk menatap matanya. Rasanya seperti meleleh. Kenapa harus dia yang aku suka?!!! “kau orang indonesia bukan? Apa ini milikmu?” ucapnya. Aku langsung melihat benda yang dipegangnya. 

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA TERIMA KASIH TUHAN!!!! AKU MENCINTAIMU!!! Itu tugasku....! kenapa bisa ada ditangannya. Aku mengambil buku yang dipegangnya itu. “Terima kasih, kenapa kamu tau ini bukuku? Bagaimana bisa ditanganmu? Kau orang indonesia?” ucapku basa-basi. “Ya, tidak apa. Di buku itu tertera namamu” ucapnya dan aku pun terdiam. Bodohnya. “Aku menemukan buku ini di depan lokerku, dan aku melihat namamu tertera jelas di sisi atas ini” ucapnya sambil menunjuk label namaku dibuku itu. “Aku orang indonesia, asli. Kamu bisa melihat wajahku bukan?” ujarnya sambil menunjuk wajahnya sendiri dan tersenyum. 

Aku malu sekali. Rasanya ingin terbang dapat berbincang dengannya. Padahal aku sudah tau tentang dia. Dari namanya, nama orang tuanya, nama adiknya, statusnya, dan lain-lain dan aku hanya berbasa-basi agar dia bisa tetap berbincang denganku. Aku baru tersadar. “Kenapa buku ini bisa di depan loker dia ya? Apa tadi pagi aku menjatuhkannya disaat aku menatap namanya di lokernya itu ya?” pikirku. Aku melihat jam tangan dan ternyata sudah pukul 11:45 aku tertaget dan secara refleks kakiku berlari. Baru beberapa langkah aku tersadar aku sedang berbincang dengan hendik tadi, aku menoleh kebelakang dan tersenyum padanya. “Terima kasih banyak, lain waktu kita berbincang lagi” ucapku. “ya, aku menunggumu” ujarnya dan membalas senyumku dengan senyumannya yang manis itu. Setiap langkah ku menuju ruangan Mr. Kamamoto aku selalu mengingat senyumnya. Tiba-tiba aku teringat kata-katanya tadi. “aku menunggumu? Hah?” aku menghentikan langkahku dan menoleh kebelakang. “apa maksudnya???” aku langsung berlari lagi menuju ruangan Mr. Kamamoto. Akhirnya, tugasku selesai.

Selasa, 12 Juni 2012

12/06/2012 BAD DAY EVER!!!



05:15 seperti hari-hari biasanya gua bangun pagi, lari ke kamar mandi buat buang air kecil, cuci muka, dan wudhu. Selesai shalat subuh, lari ke sofa. Ternyata masih jam 05:20. Duduk di sofa sebentar hilangin ngatuk yang masih kesisa, dan ternyata malah ketiduran guanya!

06:15 gua kesiangaaaaaaaan! Parah... langsung lari ke kamar mandi, dan ternyata gua masih ngantuk, gua diem sebentar “tadi gua mimpi apa ya? Gak inget gua” gua langsung buru-buru mandi dan berangkat sekolah

06:45 kesiangan beneran ini! Mana maceeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet!!!!! Bikin pusing aja, mana belum sarapan. Haaaah, sampai di sekolah, parkir motor. Kok tumben yang dateng baru dikit kan udah siang ini? Yaah si dia, motornya gak ada.. dia masuk gak ya?

08:30 siakeeee! Kagak belajar ini?!!! Gua makan aja dah. Makan bekal yang dibawain mama, syukurlah bawa bekel jadi gak perlu buat ngeluarin duit. Lagian tadi baru dateng udah ditodong suruh bayar buat class meeting. Gedek banget gua. Tapi untungnya gak belajar, soalnya gua gak bawa buku pelajaran, buru-buru gua. Ditas gua cuma ada kertas selembar sama pulpen. Haha... Zzzz SIAAAAAAAAL!!! Gua diremedial pelajaran pelajaran Kewirausahaan sama pelajaran Manajemen Kesehatan!!! Gua shok abis baca pengumumannya. Mana remedialnya suruh beli buku segala! Duit mulu duit! Untung bensin gua udah full, jadi gak perlu beli bensin. Gua lagi bokek ini!!! Yang bikin gua gregetan orang-orang yang rada-rada nungging otaknya *maaf ya allah* mereka gak diremedial!!! Malahan orang-orang yang pada nyontek sama gua nilainya pada lebih besar dari gua! TRAGIS! Tapi mereka tetep aja pada remedial. Grrr! BAD DAY EVER! Gua udah gak semangat jalanin ini hari! Gua harus bilang apa ini sama mama bapa gua kalo rapot gua jelek?! Padahal setiap hari gua udah belajar serius! Hadooooooh pusing gua! Padahal gua udah yakin semua jawaban gua itu bener!!!! Gua setiap hari belajar serius sampe malam tapi hasilnya begini! T^T ya allah

10:25 bosen banget dikelaaaaaaaas! Hati gua panas! Gua diajakin kerumah salah satu temen gua tita. Rumahnya dekat RSUD Tangerang, yaah gua ke rumah dia aja lah, bosen gua dikelas! Dan ternyata yang kerumah dia bukan gua doang. Banyak banget yang ikut. Yaah biarin deh biar rame. Sampai dirumah tita, langsung pada parkir motor dan langsung pada tertarik sama pohon jambu air yang buahnya buanyaaaaaaak banget dirumah tita. Ambil galah buat ambil jambunya nyahahahaha... Pada naik genteng rumah tita ambil jambu. Gua ketawa terus dari tadi haaaaaaaah nanti pulang gua bisa nangis ini inget pengumuman tadi. Huft, gua sama anak-anak yang lain langsung pada ke lapangan ahmad yani, trus ke SD apa itu... gua dikejar orang gilaaaaaaaaa AAAAAAAAAAAAAAAAAAaaa gua langsung lari masuk ke SD orang. Bukan gua doang yang dikejar orang gila, tapi semua temen gua. Gua yakin pasti dia bukannya ngejar gua tapi ngejar temen-temen gua. Lagian gua kan gak cantik, ngek. Tapi gua tetep takut hiiiiiiiiii.

12:05 Akhirnya berhasil lolos dari kejaran orgil... gua lebih baik pulang aja deh. Dan ternyata temen-temen gua yang lain juga lebih milih pulang. Jadi pulang semua ini. Buat tita thanks ya makanannya sama minumannya! Hehe... yaah, gua disuruh boncengin temen gua sampe lampu merah cikokol. Yaudah lah lagian cuma sampe situ doang, searah juga. Ah beraaaaaaat... temen yang gua boncengin triak kenceng banget tadi pas deket SMA 2 Tangerang, gua kira dia ngeliat cowok cakep atau apa, makanya gak gua hirauin. Tau-taunya temen-temen gua yang lain pada bilang, tik tadi itu artis kan ya? “haaah artis? Artis apaan? Gua gak liat apa-apa sih” ucap gua dalam hati. Yaah kalo gua nengok mungkin entar yang ada gua nabrak mobil orang. Yaudahlah. Sampai di lampu merah cikokol, temen yang gua boncengin turun. Sehabis dia turun gua ngerasa motor gua jadi enteng banget. Sampai di cipondoh, gua ngeliat anak kecil mirip adik gua. Gua langsung minggir dan ternyata beneran adik gua. Kasihan banget adik gua, jalan ngos-ngosan habis pulang sekolah dan akhirnya gua pulang bareng sama adik gua.

12:45 hadeeh sampe rumah. Gua langsung lari ke kamar mandi buat mandi dan sehabis itu shalat dzuhur. Aduh kepala gua terasa pusing. Gua keinget pengumuman yang tadi gua disekolah entah kenapa yang tadinya gua ngerasa laper, sekarang jadi kaya orang kekeyangan. Enek. Gara-gara kepikiran pengumuman tadi gua jadi kaya orang linglung. Grrr!!!!

15:00 bapa gua nyuruh gua beli pulsa Simpati dan XL masing-masing gocap. “Yaah, kartu gua isiin juga kek” ucap gua dalam hati. OK deeeeh, kebanyakn nuntut tapi kalo nilai gua jeblok yang ada ntar mama bapa gua bisa ngoceh terus. Diem aja deh. Mama gua ngajakin potong rambut, lagi! Yaudah deh gua anterin sekalian. Hadeeeeh dan akhirnya rambut gua ikut dipotong. Katanya sekalian aja udah. Songong banget. Padahal baru aja panjang dikit udah dipotong lagi. Yaudah deh, gua turutin aja. Gak mau banyak ngoceh guanya gara-gara pengumuman tadi. Rambut gua dipotong PENDEK...!!! wajah gua jadi bulat gini, ya allah. Mana kunciran gua ketinggalan lagi. Sial banget hari ini. Sampai rumah gua cuma ngaca depan cermin. “Ini rambut gua? Lumayan lah” haduuh gua jadi resah lagi gara-gara inget pengumuman tadi. Harus gimana ini gua ngasih taunya ke mama bapa gua????? Argh...! YA ALLAH.................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! BANTU SAYA! SEMOGA RAPOTNYA GAK SEPARAH YANG DIBAYANGKAN! AMIEN (T^T)

Senin, 11 Juni 2012

Part 6 - Ini Semua Tidak DI HARAPKAN!!!!


 “kenapa ke arah sini?” ujarku dalam hati. Aku mengikutinya seperti pencopet yang akan beraksi. Bodoh. “Tempat apa ini? Sepi sekali? Ini bukannya menuju kebun belakang sekolah???”. Di dekat danau kecil buatan, aku melihat seseorang menunduk dan sepertinya sedang menangis. Dan hendrik menghampirinya. 

Aku maju satu langkah dari tempat aku berdiri. Yang menunduk itu seorang wanita!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku jadi berfikiran negatif. Aku ingin bergegas pergi tapi aku penasaran, jadi aku memutuskan tetap berada disini dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya ada masalah yang rumit disini. “Apa jangan-jangan dia pacar hendrik?” ucapku dalam hati, “apa dia sedang bertengkar dengan pacarnya itu?” aku jadi gusar dengan setiap pertanyaan yang muncul di kepalaku. Hendrik menunduk dan mulai memegang tangan wanita tersebut, tetapi wanita itu menolak untuk beranjak dari tempatnya itu. Rasanya ingin kuhampiri mereka. Aku maju satu langkah lagi dan bersembunyi di pohon yang batangnya cukup besar. Hendrik berteriak kepada wanita tersebut, dan wanita tersebut mulai mengangkat wajahnya. Aku penasaran siapa wanita itu, Tiba-tiba Hendirk menunduk dan Ooops dia mencium wanita tersebut!!!!

Aku terdiam dan hampir saja aku berteriak. Tapi aku menahan mulutkku dengan tanganku. “Ya allah, apa ini?” ucapku pelan. Aku benci melihat itu! Sebenci-bencinya! Aku langsung menoleh kebelakang dan mulai beranjak pergi dari tempat aku berdiri. Langkah demi langkah aku pergi dari tempat itu dan meninggalkan mereka berdua. Awalnya aku hanya berkata, “yasudah lagipula dia bukan siapa-siapa, lagipula aku juga belum mengungkapkan isi hatiku padanya, jadi aku tidak terlalu berharap padanya.” “tenang tenang tenang tenang” “sudah siang, aku sudah tidak masuk kelas, sebaiknya aku langsung ke rumah sakit” di dekat pohon sakura yang sudah sedikit botak aku tiba-tiba terdiam. Yang awalnya aku tenang dan santai, tiba-tiba saja dadaku terasa sesak sekali. Hatiku sakit sekali, sungguh! Air mataku mengalir dengan sendirinya. Jatuh cinta diam-diam itu menyakitkan. Aku langsung berlari menuju ke arah dimana hendrik dan wanita itu tadi. Saat aku sampai di tempat itu, aku tidak melihat mereka berdua. Aku melihat ke kana dan kekiri tapi tidak ada seorang pun disini. 

Aku pergi ke tempat dimana wanita itu duduk. Aku langsung melompat-lompat dan menginjak-injak tanah yang diduduki wanita tersebut. Aku mencabut rumput di atas tanah tersebut dan menendang tanah tersebut. Aku seperti orang frustasi. Aku berteriak kencang. Dan aku memutuskan untuk berdiam diri disini sejenak. Meluapkan emosi dan apa yang ingin kukatakan yang selama ini kutahan untuk diucapkan.
MATAKU BENGKAK! Mataku bengkak sekali. Seperti orang ditonjok beberapa preman tanah abang. Tiba-tiba aku terkejut dengan seorang laki-laki yang berbaring sambil tertidur beberapa meter dari sisiku. Aku berteriak seperti melihat setan, dan memang aku sangka itu setan. Orang tersebut terbangun dan berkata “Shut UP!” aku hanya terdiam dan menutup mataku dengan buku, dan aku bergegas pergi. Setelah beberapa langkah aku pergi dari tempat itu, aku teringat tasku tertinggal dekat laki-laki itu! Mati gaya serta malu yang dipendam dengan percaya diri kembali ke tempat itu sambil menunduk untuk menutupi mataku yang bengkak. Di saat aku mengambl tsku dan bergegas pergi, tasku terasa seperti tersangkut sesuatu, ternyata bukan tersangkut tapi ditarik oleh pria aneh itu! Aaaa kesal! Dia menatapku dengan tajam, aku yang sudah terbakar emosi membiarkan pia itu dan tasku dan aku pergi begitu saja. 

“gak usah peduli, gak usah peduli, sekarang harus kerumah sakit!” sesampainya di tempat parkir. Aku tidak melihat mobil hendri. Aku merasa kesal sekali. Aku jadi teringat, padahal yang selalu membantunya itu aku! Kalau dia sedang susah, ataupun membutuhkan bantuan. Aku akan membantu dia dan menunggunya walaupun dengan diam-diam. Haah... Walaupun aku gak pernah mau ngasih tau kalau yang bantuin dia itu aku, tapi aku ikhlas kok. Dia Cuma kenal Mrs. Orange bukan Mrs.Tika. baiklah saat aku akan membuka mobil, mobilnya terkunci. Dan kunci mobilnya tertinggal di tasku! Gak tau harus berbuat apa, aku hanya duduk jongkok disamping mobil dan akhirnya bersender dan menunduk seperti orang hilang! Aku jadi teringat kejadian di saat hendrik dan wanita itu melakukan .... 

“haaaaaaaaaaaaaaaaa” aku berteriak. “Bodoh sekali! Kenapa harus sesakit ini”. Tiba-tiba ada sepasang kaki di depanku, dan aku menoleh ke atas! Dan ternyata pria yang tadi....! dengan lantang aku mengatakan “Can you understand what I feel?! please don`t disturb me now!” “I understand, really understand how you feel sist. Calm down. I just want to restore this bag. please move your car from this place, you see that?” ucapnya sambil menunjuk ke arah depan mobil, aku langsung berdiri mengambil tasku dan melihat kedepan. Ternyata sepedanya itu terjepit oleh mobil yang kukendarai. Aku kaget, sepertinya tadi pagi tak ada sepeda disitu. Lagipula ini kan tempat parkir mobil bukan parkir sepeda aku langsung menunduk dan berkata minta maaf “sumimasen sumimasen” berulang kali aku minta maaf. Aku melihat wajahnya, dan aku menyimpulkan dalam hati, wajahnya jepang sekali. Aku langsung memutuskan untuk pulang dan tidak pergi kerumah sakit. Di sepanjang jalan menuju rumah aku selalu berfikir. “Gara-gara seorang pria (hendrik) aku bisa jadi gila dan menghancurkan masa depan karena stres. Baiklah sekarang lupakan dia dalam otak, dan fokus belajar, ini pertama kalinya aku menyukai seseorang, setelah sejak kelas X SMK aku memutuskan untuk tidak menyukai siapapun dahulu sebelum lulus ujian. 

Tetapi sekalinya menyukai seseorang, aku menyukai orang yang salah. Bodoh sekali ” Ocehku dalam hati. Tiba-tiba aku teringat orang yang tak ku kenal yang mengembalikan tasku. “Bagaimana dia bisa tau apa perasaanku? really understand what i feel katanya? Hahaha konyol” tiba-tiba aku langsung berfikir dan menghentikan mobilku di pinggir jalan. “jangan-jangan dia mengikutiku sewaktu membuntuti hendrik? Apa benar? Apa dia melihat apa yang ku lakukan?! Ini GILA!!!!” teriakku dalam mobil dan tanpa sengaja aku menekan klakson dan membuat aku kaget sendiri. Aku akan sangat malu bertemu dengan orang itu, semoga aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Lalu aku segera pergi untuk pulang kerumah... semua pertanyaan aneh yang muncul dikepalaku membuatku semakin gusar...

Part 5 - Identitasnya Terungkap!


Sudah 1 tahun aku sekolah disini! Tapi aku hanya mempunyai 2 teman. Yaah, aku tidak bisa bersosialisasi dengan baik disini. Temanku itu adalah Vero, dan Ogami. Vero kau sudah tau bukan? Dia berasal dari Malaysia, dia cantik, matanya yang sipit itu yang membuat aku suka melihatnya haha. Ogami, aku tak mau mengakui dia sebagai teman. Tapi... dia baik padaku jika ada maunya saja. Yasudahlah, kuanggap teman saja. 6 bulan yang lalu aku setiap hari mengirim kabar ke rumah di indonesia setiap 30 menit sekali. Tapi sekarang, aku hanya mengirim e-mail setiap 2 hari sekali. Aku sibuk dengan tugas-tugas ku, dan syukurlah orang tuaku memakluminya. 

Kau tahu sejak 2 bulan yang lalu aku mulai menyukai seorang siswa disini... Aaaa.... dia bernama Hendrik! Yang tak kusangka, 2 bulan yang lalu aku mulai mengetahui identitasnya yang kudengar dari seorang pria yang sedang mengobrol *nguping maksudnya*, Hendrik orang indonesia...! karena orang tuanya mempunyai bisnis disini, maka dari itu dia tinggal disini sejak umur 16 tahun, dan sekarang dia sudah menjadi Warga Negara Jepang. Ku kira dia orang China atau Taiwan, ternyata perkiraanku meleset. Haah dia mantan WNI haha. Setiap aku melihatnya aku selalu tersenyum dengan refleks. Aku selalu berharap semoga praktek nanti aku bisa dalam 1 rumah sakit bersamanya. Jadi aku bisa selalu melihatnya.

Musim gugur sudah tiba, tak terasa... hari ini pukul 09:05 waktu setempat. Aku kangen mama papaku di indonesia!!! Selama sepekan kedepan sekolahku libur, tapi tugasnya menumpuk! Aku mau pulang ke indonesia untuk melihat mama papaku... “Chi~” ucap kak Ando, aku membencinya jika dia memanggilku seperti itu, aneh sekali kesannya. Pagi ini aku di ajak berkeliling kota, setidaknya aku mendapat makanan gratis darinya. Sudah siang, aku bosan berkeliling jalan kaki seperti ini. Akhirnya aku diajak kak Ando untuk ke sebuah kedai makanan. 

Semenjak aku di jepang aku selalu ingat kata papaku agar memilih-milih makanan. Karena banyak makanan non halal disini. Tetapi, sekarang aku tak khawatir. Semenjak ada kak Ando aku jadi seorang vegan. Ya karena dia juga vegan dan aku tertular olehnya. Ya setidaknya aku tak khawatir dengan makanan halal atau tidak, karena aku menjadi seorang vegan. Kak Ando sudah ku anggap seperti kakakku! Dia baik, tapi lebih banyak menyebalkannya! sudah sore, dan akhirnya aku pulang ke rumah. Sepanjang pulang kerumah aku memotret beberapa pemandangan disini, dan menguploadnya ke akun twitter dan blog saya. Ya sekedar berbagi.

Malam ini aku memakai masker yang dibuat oleh kak Raya yang terbuat dari rumput laut dan aku tidak tahu lagi komposisinya yang pasti halal. Mukaku terasa kencang sekali. Sudah pukul 23:00, aku membuka akun facebookku. Aku melihat adikku sedang online. Aku langsung mengirim beberapa text di chat. Tiba-tiba adikku offline. Menyebalkan sekali padahal aku ingin menanyakan kabar papa mama dirumah! Aku langsung membuka akun YM, dan ternyata adikku on! Dia langsung mengirim beberapa text, dan aku menggunakan video chat, aku tidak melihat apa-apa dilayar, kenapa di sana gelap? Apa sudah pada tidur? Bukannya disana masih jam 21:00? Tiba-tiba wajah adikku muncul, akupun kaget. 

Wajahnya itu terlalu fantastis. Dengan mulut yang menggigit kain dan matanya yang melotot aneh. Karena aku terkejut, akhirnya masker yang aku pakai pecah. Terlalu...! Sudah 1,5 jam aku berbincang dengan adikku. Dan akhirnya aku offline karena lelah, aku tidur, dan terbangun pukul 01:25 untuk melakukan shalat tahajud dan hajad.

Pagi ini, aku membawa mobil. Itu bukan mobilku, tapi mobil kak Ando. Aku hanya menggunakannya hari ini saja. Karena hari ini aku hanya akan berada beberapa jam saja di kelas dan langsung pergi ke rumah sakit untuk praktek lapangan. Hari ini aku parkir mobil dekat mobil hendrik, berharap agar bisa melihatnya nanti hehe. Ah, itu hendirk, aku masih berada di dalam mobil sedang merapihkan buku yang berada di jok samping. Aku melihat dia mengambil sesuatu dan langsung bergegas pergi. Aku penasaran apa yang dia lakukan. Aku langsung mengikutinya dari belakang. Berusaha agar tidak ketahuan olehnya kalau aku mengikutinya. 

Part 4 - Kehidupan Yang Baru Akan Dimulai. Dan Aku Bertemu Dengannya!


Hari pertama aku masuk sekolah...! kehidupan barupun dimulai. Sebenarnya aku tidak terlalu ingat jalan menuju kampusku, aku memang bodoh. Aku sempat tersasar. Andaikan kak Ando dan Kak Raya satu sekolah denganku. Untungnya aku membawa denah, haah rasanya benar-benar seperti seorang turis yang tersesat. 

Akhirya sampai kampus! Aku melihat gedung sekolah tersebut. Yaah tak ada bedanya dengan sekolah-sekolah di indonesia mungkin hanya kebersihan dan fasilitasnya saja yang berbeda. Dari segi model bangunan indonesia tak kalah bagus dengan sekolah ini. Aku disapa seorang wanita yang cukup umur dari ujung lorong. Dia menghampiriku. Entah bagaimana dia mengetahui namaku. Tapi aku tak suka caranya dia memanggil namaku. Yang kudengar dia memanggilku chika san, zhika-san, atau apa itu. Yah biarkanlah. Dia berkata menggunakan bahasa inggris dengan cepat sekali. Aku hampir tidak mengerti apa yang dikatakannya. 

Dia menuntunku ke kelas di lantari 3. Rasanya menyebalkan sekali baru saja sampai disekolah yang letaknnya jauh ini, sudah di ajak ke lantai 3. Rasanya kaki mau terbang. Kenapa sekolah sekeren ini tidak memiliki lift atau eskalator???!!! Sesampainya di depan suatu kelas, wanita itu menyuruhku masuk kelas, dan diapun segera pergi.

Aku masuk kelas. Waah aku dapat kursi terdepan. Kenapa aku sejak duduk di bangku SD selalu mendapat kursi paling depan?! Kenapa sampai kuliah pun mendapatkan kursi paling depan!!! Jam pelajaran belum dimulai, aku melihat sekelilingku. Aku merasa aku seperti secangkir kopi di tengah cangkir-cangkir berisi susu!!! “Ya tuhan, jangan biarkan hambamu ini mengeluh” ucapku dalam hati. Di kelas aku hanya terdiam, tidak seperti siswa-siswi lain yang saling berbincang. Tiba-tiba ada yang mencolek pundakku dari belakang. Akupun menoleh kebelakang. Dia mengajak berkenalan dan bersalaman denganku. Akhirnya aku mendapat teman baru. 

Walaupun hanya satu. Setidaknya punya lah. Dia bernama Vero, dia berasal dari Malaysia. Kenapa harus malaysia? Kenapa bukan indonesia? Haaah, setidaknya ada anak dari asia tenggara disini. Kesan pertama yang kulihat, kukira dia berasal dari china atau taiwan, ternyata dari malaysia. Matanya itu, sangat sipit dan kecil. Akhirnya salah satu guru masuk kedalam kelas. Suara yang sebelumnya gaduh pun mulai tenang. Dia Mr. Harada dan dia yang akan mengajarkan pelajaran Anatomi dikelasku. Hari pertama belum mulai ke pelajaran, hanya sekedar perkenalan saja. Satu persatu murid disilahkan memperkenalkan diri dengan menggunakan 3 bahasa. Yang pertama bahasa jepang, inggris, dan bahasa masing-masing negara atau tempat. 

Giliranku memperkenalkan diri. Tiba-tiba aku gugup! Aku malah mengucapkan “mampus dah” mereka semua hanya terdiam syukurlah mereka tidak mengerti, mungkin hanya vero saja yang mengerti. Lalu aku memperkenalkan diri dengan bahasa yang terbata-bata. Yah aku belum lancar dalam bahasa jepang. Mungkin di indonesia warna kulitku masih bisa dibilang standarnya orang indonesia. Hitam enggak, putih juga enggak. Tapi disini, aku merasa seperti orang afrika
Bel berbunyi, setiap siswa mulai keluar dari kelas. Aku ingin mengajak vero berkeliling sekolah ini, tapi ketika aku lihat ke belakang, vero sudah keluar kelas. Haah menyebalkan sekali. Aku pun berkeliling sendirian. Aku melihat ada kolam dan kebun yang memang sengaja dibuat untuk keperluan sekolah ini. Aku tertarik dengan kolam tersebut, langkah demi langkah aku pergi ke kola tersebut, “di sini tempatnya bagus, tapi kenapa sepi ya?” ujarku, tiba-tiba aku melihat sesosok manusia sedang bersender di sebuah pohon yang rindang. Aku mulai takut, aku kira itu makhlu halus atau apa, tapi aku penasaran dan mencoba mendekat. Kakinya napak! Dia bukan makhluk halus ternyata. Syukurlah. Aku secara perlahan melihat wajahnya, dia pria!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tadinya kukira dia wanita, karena rambutnya sedikit panjang dan pirang kecoklatan. 

Dia tampan! Sepertinya dia bukan orang jepang. Mungkin dia orang china atau taiwan mungkin. Tapi kenapa dia tiduran disini? Dia tidur? Pingsan? Atau??? Lalu aku tak mempedulikannya, dan aku menoleh ke kolam. Banyak ikannya. Aku mencoba menoleh kebelakang untuk melihat pria itu sekali lagi, tapi dia langsung tidak ada! Tiba-tiba aku merasa bulu kuduk berdiri. Dan aku langsung berlari menuju koridor dekat kolam tersebut. Bel berbunyi sekali lagi, aku tidak mengerti apa itu bel masuk kekelas atau bel pulang? Suara belnya tidak ada bedanya dengan bel yang pertama. Aku langsung bergegas ke lantai 3, rasanya gondok sekali. Kenapa tidak ada lift! Aku jadi berkeringat sampai di kelas, yah setiap aku berkeringat wajahku pasti akan kusam sekali. Sesampainya di kelas dan aku langsung duduk ditempat dudukku. Aku menoleh kebelakang dan vero bertanya padaku “dari mana saja?” ucapnya dengan logat melayunya tersebut. Aku hanya tersenyum tak menjawabnya.

Tiba-tiba ada 4 orang masuk ke kelasku. Sepertinya mereka seniorku. Aku tidak mengerti apa yang mereka katakan. Bahasa mereka memang bahasa jepang tapi logatnya itu yang membuat aku bingung. Mungkin kalau diumpamakan seperti orang batak di indonesia. Ku kira begitu. Logat bahasa orang tokyo dan kansai memang berbeda. Dan sekali lagi ada yang masuk ke kelasku, dia wanita yang tadi pagi mengantarkanku ke kelas ini. Dia memanggilku. Aku mulai merasa gondok padanya. Dia mengucapkan namaku dengan salah. Aku pun menjawab panggilan wanita tersebut “Yes, Miss. I`m here”. Dan semua sisea menengok kearahku, dan aku pun menjadi salting. Apa aku salah mengucapkan kata atau apa? Wanita itu menghampiriku. Dia berkata kalau aku salah masuk kelas! Aku hanya terdiam dengan wajah kesal. Aku membereskan bukuku kedalam tas, parahnya ketika aku mau keluar kelas. Senior yang di depan kelas menyuruhku memperkenalkan diri di depan kelas! Menyebalkan sekali! “Aku sudah memperkenalkan diri tadi” ocehan ku dalam hati. Aku lalu memperkenalkan diriku dengan menggunakan bahasa jepang dan bahasa indonesia saja. Ketika aku memperkenalkan diri dengan bahasa indonesia aku hanya berkata “Selamat pagi kawan,sampai jumpa lagi lain waktu! Aku mencintaimu!” ucapku sambil tersenyum tipis. Padahal dalam hatiku ingin tertawa dan aku langsung pergi mengikuti wanita menyebalkan itu. 

Aku pergi ke lantai 2 dan masuk kedalam kelas yang paling pojok! Semua yang ada dikelas tersebut melihatku. Aku pun hanya menunduk. Aku malu! Seorang pria muda yang berada di depan kelas memanggilku “Tika-san, selamat datang” aku terkejut mendengar kata-katanya tersebut. Aku lalu duduk di kursi yang kosong. Dan kursi itu di depan! KENAPA HARUS DI DEPAN LAGI????!

Part 3 - Rumah Baru. Kehidupan Baru.


Pesawatku mendarat di Changi Airport, Singapore. Aku transit di Changi Airport sebelum ke Bandara Narita, Jepang. Aku tertegun melihat Changi Airport. Bersih sekali. Aku beristirahat sebentar di bandara ini. Aku mecoba beberapa makanan ringan. Tetap saja bagiku, makanan siomay dan batagor tetap paling enak. Dan saatnya lepas landas menuju Narita Airport, Tokyo. 

Haaah, perjalanan yang melelahkan. Sepanjang di pesawat aku hanya tertidur. Dan sesampainya di jepang. Aku mencoba melihat sekelilingku, dalam hati aku bekata “Ya tuhan, terima kasih kau terlah memberiku kesempatan ini” setelah mengurus semuanya di kantor imigrasi dan segala macam aku segera pergi ke tempat yang aka ku tempati selama aku akan sekolah disini. Aku menaiki kereta shinkansen untuk menuju osaka. Aku hanya tertidur pulas di dalam kereta tersebut. Karena aku merasa sangat lelah, selama kira-kira 8 jam dari jakarta menuju osaka itu melelahkan.

Sampai di rumah baru! Rumahnya lumayan besar dan nyaman. Dan yang pastinya unik dibandingkan rumah disekitarnya. Ya, menurutku rumah itu unik karena, mirip rumah tradisional jepang haha. Sesampainya di dalam rumah, ternyata di dalamnya itu ada orang! Yang tinggal di dalam rumah itu nantinya bukan aku seorang. Terima kasih tuhan. Ya, aku memang takut sendirian. Aku langsung merapihkan koper dan segala macam yang aku bawa ke dalam kamar. 

Papaku langsung beristirahat dan mengobrol dengan yang tinggal di rumah itu. Kau tahu? Orang yang di dalam rumah ini ada yang dari indonesia juga! Orang jawa loh, haha. Mereka juga mahasiswa yang akan sekolah di salah satu universitas di daerah ini. Aku membuka jendela kamarku, lumayan dingin udaranya. Padahal cuacanya cerah. Aku langsung bergegas mandi, shalat, dan tidur.
Sudah 5 hari aku di jepang! Aku mulai beradaptasi dengan lingkungan, udara, dan semuanya yang berada disini. Walaupun sedikit canggung. Dan akhirnya papa harus pulang ke indonesia. Aku khawatir. Rasanya aku juga ingin ikut pulang. Aku jadi bimbang. Di dalam rumah ini ada 3 orang yang akan menempati rumah ini yaitu, Aku, Kak Ando, dan Kak Raya. Ya kak Ando bukan orang indonesia asli, dia tidak bisa berbahasa indonesia tapi dia fasih sekali bahasa jawa. Wah wah, aku saja hanya mengerti saja tidak bisa mempraktekan bahasa jawa. Papaku berpesan pada mereka untuk menjagaku, aku jadi malu. Aku merasa sedih saat papaku akan pulang, ya dia harus segera pulang karena dia harus bekerja dan menyelesaikan tugas kantornya yang menumpuk karena dia menemaniku 5 hari disini. Papaku berpesan banyak sekali padaku, dan aku akan mengingatnya. Aku tidak boleh mengantar papaku sampai bandara, karena esok semester baru akan dimulai. Aku harus mempersiapkan segalanya untuk besok. 

Aku merasa was-was, takut, dan segala macam menjadi satu saat papa berpamitan dan berkata aku harus belajar dengan serius dan menjaga diri juga kesehatan. Aku berusaha menahan tangis saat ini.

Part 2 - Tak apa tidak dapat beasiswa yang penting bisa kuliah di JEPANG! -_-v


Orang tuaku... ternyata mereka sepakat untuk menyekolahkanku di jepang dengan biaya sendiri. Aku hanya berdiam dan seperti orang yang tidak merespon sama sekali, tapi di dalam hatiku rasanya mau meledak. 

Gak bisa diungkapkan kata-kata. Orang tuaku terlihat kecewa karena aku tidak meresponnya. “kamu tidak suka? Bukannya tika mau sekolah di jepang kan?” ucap papa ku. Aku hanya terdiam. Rasanya aku mau sujud dan berteriak-teriak. Aku langsung memeluk mamah dan papa ku. Adikku yang mendengar pembicaraan kami dari kamarnya pun langsung keluar dan bertanya. “aku ikut gak?” mama dan papaku hanya terdiam melihat adikku, dan adikku kembali masuk kamarnya. Aku langsung masuk ke kamarku, dan bersujud, berloncat-loncat, berteriak seperti orang gila. Keesokkan harinya aku berpuasa selama 7 hari untuk rasa bersyukur...

Rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya!! Gak tau harus ngomong apa... mama papaku akhirnya sibuk mengurusi segala urusan yang harus dilakukan sebelum aku sekolah di sana. Aku akan dimasukkan ke salah satu perguruan tinggi di daerah kansai, osaka. Mereka lebih memilih memasukan aku ke osaka daripada di tokyo, karena biaya hdup di tokyo sangat mahal. Entahlah itu benar atau tidak, tapi aku tetap senang dan menuruti apa yang orang tuaku katakan. Ternyata tak semudah yang kubayangkan. 

Sebelum aku sekolah disana, aku mengikuti kursus private bahasa jepang dan inggris. Memusingkan sekali, tapi aku harus bisa! Sejak aku kecil aku sudah menyukai jepang. Mungkin itu karena pengaruh papaku yang sering pulang-pergi ke jepang karena urusan kantor. Aku sering di bawakan majalah yang berisikan anime-anime jepang, dan aku suka semua itu. Sejak SD aku belajar otodidak menulis dan menghafal huruf katakana dan hiragana. Dan aku hafal, waktu aku smp dan sma kelas X, aku suka menulis namaku dalam huruf katakana ataupun hiragana. Dan akupun sering menuliskan nama untuk temanku. Tapi aku Cuma hanya sekedar bisa membaca dan menulis saja, aku tak mengerti artinya...

OK, semua persiapan dari masalah pasport pelajar, dan segala macam sudah selesai dipersiapkan, dan sebentar lagi jadwal masuk sekolah akan dimulai. Aku pun segera berangkat ke jepang. Jantung berdetak kencang, dan rasanya ini seperti mimpi. Yang sebelumnya aku kira aku takkan mungkin ke jepang dan ternyata sekarang aku akan berangkat ke negara sakura tersebut! Rasa syukur selalu kupanjatkan selama di perjalanan menuju bandara soekarnoe hatta. Sesampainnya di bandara aku berpamitan dengan mamahku, dan adikku. aku dan papaku akan menemaniku beberapa hari di jepang. Rasa haru, menyelimutiku. Aku tak tahan menahan air mata saat berpisah dengan mamahku. 

Ini pertama kalinya aku pergi jauh dari mama. Aku berpelukkan dan saling menangis. Dan akhirnya saatnya ku check in dan segera berangkat. Aku mencium tangan mamahku, dan berangkat. Saat sudah berada di pesawat, aku mendapatkan kursi paling pojok dekat jendela. Saat pesawat sudah lepas landas aku selalu melihat keluar jendela dan berfikir tentang mamahku dan berdoa.” Semoga keluargaku diberi kesehatan dan jauhkanlah dari musibah, aku mencintai kalian” ucapku dalam hati.