Budaya Politik Indonesia
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Manusiasenantiasa akan selalu berinteraksi dengan yang lainnya
dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Melalui proses komunikasi ini pula
lahirlah sebuah budaya dalam kehidupanmasyarakat.
Suatu budaya yang diterapkan dalam kehidupan suatu sistem
sosial akanmempengaruhi sistem komunikasinya pula. Karena itulah komunika
memiliki kaitan yang sangaterat. Sama halnya yang dikatakan oleh Edward T.
Hall, “Budaya adalah komunikasi” dan“Komunikasi adalah budaya”.
Budaya adalah hasil dari proses komunikasi yang dilakukan
dalamkehidupan masyarakat. Dalam berkomunikasi, budaya sangat mempengaruhinya
baik secara pola, jenis ataupun konteks. Budaya merupakan suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh suatusistem sosial yang kemudian
diwariskan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Wujud nyata dari
suatu budaya adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia baik berupa benda
yang bersifat nyata ataupun berupa perilaku, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi,
kesenian,dan lain-lain.
Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan budaya politik dalam
komunikasi politik diIndonesia, pembahasan pertama adalah menjelaskan tentang
budaya politik. Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang
dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula
budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan paraelitenya.
Menurut Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., budaya
politik berisikan sikap,keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi
seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada
bagian-bagian tertentu dari populasi.
Budaya politik merupakan cerminan sikap khas warga negara
terhadap sistem politik dananeka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan
warga negara di dalam sistem politik itu.
Bisa dikatakan budaya politik merupakan orientasi psikologis
terhadap objek sosial—sistem politik—yang kemudian mengalami proses
internalisasi ke dalam bentuk orientasi yang bersifatkognitif (pemahaman dan
keyakinan), afektif (ikatan emosional/perasaan) dan evaluatif (penilaian)
Para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu
mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya
menjadi bagian dari perilaku komunikasi kemudia komunikasi juga ikut
menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.
Ini berlaku juga pada budaya politik yang berpengaruh kuat
terhadap komunikasi politik di Indonesia. Jika budaya politik Indonesia A maka
komunikasi politik yangterjadi pun akan A.
Dalam kehidupan masyarakat, Almond dan Verba mengatakan bahwa
ada tiga tipe budaya politik yang dapat ditemukan, yaitu budaya parokial,
kaula, dan partisipan. Untuk Indonesia sendiri ada dua budaya politik yang dianut, yaitu budaya
politik parokial dan kaula. Masyarakat Indonesia masih jauh
tertinggal dalam hak dan kewajiban akan politiknya. Hal ini di sebabkan
pengalaman politik di kehidupan masa lalu, seperti imperialisme, feodalisme,
dan patrimonialisme. Hanya sebagian saja yang sudah memiliki budaya partisipan
dalam kehidupan politknya, yaitu kalangan elite politik dan masyarakat
perkotaan―khususnya masyarakat Jawa.
Hal ini ditopang oleh kemampuan sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan yang relatif tinggi.Sistem politik demokratis yang dijalankan
Indonesia saat ini sangat bertolang belakang dengan kebudayaan politik yang ada
di dalamnya. Idealnya, negara yang demokrasi bisa didapatkan jika budaya
politik masyarakat kita partisipan.
Namun, kembali pada budaya politik yang terdapat di
Indonesia―parokial dan kaula―belum bisa mewujudkan sistem yangdemokrasi.
Demokrasi yang dianut Indonesia saat ini masih dalam masa transisi.Oleh karena
itu, sebagai konsekuensinya, kalangan pemerintah dan elite politik harus mengambil
langkah-langkah strategis demi mewujudkan budaya politik partisipan
(demokrasi).Ini dilakukan untuk mendukung terbentuknya sebuah sistem politik
yang demokratis dan labil.
Tidak seperti demokrasi yang ada di Indonesia saat ini.
Kepentingan dan aspirasi rakyat harus menjadi pusat perhatian dalam pengambilan
kebijakan pemerintah. Jika tidak akan menimbulkan kekecewaan di kalangan
rakyat.
Budaya politik parokial dan kaula yang dimiliki Indonesia
memang berpengaruh terhadap komunikasi politik Indonesia dalam sistem
politiknya. Namun, keduanya seakan timpang tindih dengan adanya demokrasi di
negara ini.