Ketika
orang bertanya, “Golongan darahnya apa?” Kemudian jawabannya bisa golongan
darah A, B, AB atau O. Sebenarnya apa sih golongan darah dan perlunya kita
mengetahui golongan darah kita?
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan satu set 21 antigen.
Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.
Sistem ABO
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan satu set 21 antigen.
Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.
Sistem ABO
Karl
Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan
darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah
beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan
mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya
adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan
darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel
darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi
yang disebut golongan O.
Kemudian
Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua
antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada
serum tidak ditemukan antibodi.
Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan
|
Sel Darah Merah
|
Plasma
|
A
|
Antigen A
|
Antibodi A
|
B
|
Antigen B
|
Antibodi B
|
AB
|
Antigen A & B
|
Tidak ada antibodi
|
O
|
Tidak ada antigen
|
Antibodi Anti A & Anti B
|
Penyebaran
golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi
yang berbeda-beda.
Tabel distribusi golongan darah
Tabel distribusi golongan darah
Populasi
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
Suku
pribumi Amerika Selatan
|
100%
|
-
|
-
|
-
|
Orang
Vietnam
|
45.0%
|
21.4%
|
29.1%
|
4.5%
|
Suku
Aborigin di Australia
|
44.4%
|
55.6%
|
-
|
-
|
Orang
Jerman
|
42.8%
|
41.9%
|
11.0%
|
4.2%
|
Suku
Bengalis
|
22.0%
|
24.0%
|
38.2%
|
15.7%
|
Suku
Saami
|
18.2%
|
54.6%
|
4.8%
|
12.4%
|
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu/Ayah
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
O
|
O,
A
|
O,
B
|
A,
B
|
A
|
O,
A
|
O,
A
|
O,
A, B, AB
|
A,
B, AB
|
B
|
O,
B
|
O,A,B,AB
|
O,B
|
A,
B, AB
|
AB
|
A,
B
|
A,
B, AB
|
A,
B, AB
|
A,
B, AB
|
Rhesus Faktor
Rh
atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada
tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset
digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang
paling banyak dijumpai di India dan Cina.
Pada
sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan
pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga
sebagai antigen D).
Jika
hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh,
maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan
antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
Penting Untuk Transfusi
Penting Untuk Transfusi
Transfusi
darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma,
operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Singkatnya
berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner, pada 1907
sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan oleh Dr.
Reuben Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York.
Berkat
keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat
terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai
dilakukan. Kemudian, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang
Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.
Dalam
transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien
(penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai
golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah
dari eritrosit.
Pemilik
rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua
jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem
pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor
itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus
negatif termasuk minoritas.
Tabel kecocokan golongan darah
Tabel kecocokan golongan darah
Gol Darah Resipien
|
Donor harus
|
|||
AB+
|
Golongan darah mana pun
|
|||
AB-
|
O-
|
A-
|
B-
|
AB-
|
A+
|
O-
|
O+
|
A-
|
A+
|
A-
|
O-
|
A+
|
|
|
B+
|
O-
|
O+
|
B-
|
B+
|
B-
|
O-
|
B-
|
|
|
O+
|
O-
|
O+
|
|
|
O-
|
O-
|
|
|
|
Tabel kecocokan plasma
Resipien
|
Donor harus
|
AB
|
AB manapun
|
A
|
A atau AB manapun
|
B
|
B atau AB manapun
|
O
|
O, A, B atau AB manapun
|
Penting untuk Suami Istri
Selain
hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang
tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika
ibu berdarah rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah
ini biasanya terjadi pada perkawinan antar bangsa.
Secara
genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan
beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus
negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si
ibu.
Jika
tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan
menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran
darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi
antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik
ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan
dihancurkan.
Pada
kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir
kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang
menyebabkan warna kuning pada kulit).
Tapi
pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga
memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi,
sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa
menyebabkan janin mengalami keguguran.
Jika
sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini
bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan
berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus
darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan.
Untuk
alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang
ingin memiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera
memeriksa kesehatannya.
Namun,
satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan
untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan
(Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+.
Jadi,
sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan
berguna untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kirim Kritik Dan Sarannya^^)/ jangan Mengandung Sara Ya Kawan