Namanya Lisa Halim. Suara penyanyi asal Jepang ini tengah mengakrabi pendengar radio swasta di berbagai kota mulai di Sumatera hingga ke Sulawesi.
Lagu Lisa memang menjadi andalan program siaran Tokyo Beat 2008 yang dibuat Japan Foundation Indonesia. Pusat kebudayaan negara matahari terbit ini menganggap sosok penyanyi yang ayahnya orang Indonesia dan ibunya asal Jepang ini paling pas sebagai ikon ulang tahun emas persahabatan Indonesia-Jepang.
(Lisa Halim/ myspace.com/lisahalim)
Namanya memang belum familiar di Indonesia, apalagi di negara asalnya, perempuan berusia 23 tahun ini terbilang pendatang baru karena album major label baru keluar tahun lalu setelah sebelumnya malang melintang di jalur indie. Meski begitu, lagu-lagunya diputar di banyak radio dan wajahnya kerap kali muncul di televisi dan sampul majalah.
Karir musik Lisa bermula dari sekeping cakram padat album Whitney Houston “I Will Always Love You” yang menjadi hadiah ulang tahun ke sepuluh dari ibunya. Lagu demi lagu didengarnya berulang-ulang hingga akhirnya Lisa kecil semakin gemar menyanyi dan menulis lirik lagu.
Usia Lisa baru 15 tahun ketika penyanyi pop Jepang, Tina, kepincut lirik buatannya. Tina lalu membuat lagu dengan lirik itu.
Tapi Lisa tidak mau berhenti menjadi penulis lirik saja. Ia memberanikan diri tampil membawakan lagu Mariah Carey di depan banyak orang dan akhirnya memutuskan belajar teknik vokal di Hajima Vocal Academy Lewat akademi musik ini juga Lisa bisa menelurkan single pertamanya pada 2003.
Hingga saat ini Lisa konsisten menulis sendiri semua lagu dalam albumnya. Lagunya ciptaannya memang tipikal musik pop Jepang dengan tempo lambat dengan liriknya romantis nan lembut.
Gadis yang gemar wisata kuliner ini memang berpenampilan lembut seperti lagu-lagunya. Tapi di balik penampilan yang feminin itu ternyata penyuka buah mangga ini menekuni olahraga snowboarding dan berselancar yang penuh tantangan fisik. Ia selalu menyempatkan pergi ke pegunungan dan pantai yang sepi demi hobinya ini.
Kegemaran Lisa ini menjadi buah bibir para penggiat olahraga ini yang belakangan banyak menjadi penggemarnya. Maka tak heran kalau lagunya dijadikan image song pertandingan snowboard se-Jepang, “Winter Sports Festa Season 7” dan “Tiger Sahara Cup”.
Bagi Lisa ini berkah tersendiri karena olahraga yang penuh tantangan itu ternyata bisa mendukung karir musiknya. “Kalau tak menghadapi tantangan, kesempatan tak akan datang,” ujar Lisa soal moto hidupnya.
Inspirasi lagu Lisa juga datang di sela-sela olahraga ini, terutama saat berselancar di laut. Lisa memang jatuh cinta pada laut dan pantai. Gadis pencinta seafood ini menghabiskan banyak waktu di pantai untuk menulis lirik lagu.
Ketika membuat lagu, Lisa ingin pendengar musiknya ikut menikmati kecintaannya pada pantai dan laut. “Aku ingin laguku datang ke pendengarnya seperti gulungan ombak dan tiupan angin sepoi yang menerpa pantai.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kirim Kritik Dan Sarannya^^)/ jangan Mengandung Sara Ya Kawan