Macam - Macam Gerak - Otot bekerja secara berpasangan untuk menghasilkan gerak. Ada dua macam pasangan yang terjadi yaitu antagonis dan sinergis. Pasangan otot yang melakukan gerak berlawanan terhadap otot yang sedang melakukan kontraksi disebut otot antagonis. Sebaliknya pasangan otot yang kerjanya saling menunjang disebut otot sinergis. Contoh otot sinergis yaitu otot pronator teres dan pronator kuadratus. Bila keduanya berkontraksi, telapak tangan akan menelungkup.
Otot antagonis memiliki beberapa jenis gerak otot berikut.
a. Ekstensi – Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan, sedangkan fleksi adalah gerak membengkokkan. Misalnya saat kita berdiri kaki dalam posisi lurus disebut ekstensi, sedangkan saat jongkok kaki dalam posisi menekuk disebut fleksi. Perhatikan Gambar 4.17.
b. Abduksi – Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan, sedangkan adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contoh: gerak tangan sejajar bahu disebut abduksi, sedangkan gerak (sikap sempurna) disebut adduksi. Perhatikan Gambar 4.18.
c. Depresi – Elevasi
Depresi adalah gerak menurunkan, sedangkan elevasi adalah gerak mengangkat, misalnya gerakan menunduk dan menengadah. Perhatikan Gambar 4.18.
d. Supinasi – Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan, sedangkan pronasi adalah gerak menelungkupkan tangan. Kedua macam gerakan ini seperti gerakan melingkar satu sumbu sentral sehingga disebut juga rotasi. Perhatikan Gambar 4.18.
Selasa, 29 Januari 2013
Posisi Pasien Di Tempat Tidur
POSISI SUPINT
Pengertian:
Posisi dengan klien berbaring lurus, tulang punggung dan kedua kaki lurus, posisi lengan dengan telapak tangan menghadap kebawah, untuk menjaga kaki tetap pada sisi yang tepat.
Tujuan :
Agar menjadi lebih rilek
Mencegah kontroktur otot abdomen
Memudahkan pemeriksaan denyut nadi.
Indikasi :
Di lakukan pada ibu hamil muda
Dilakukan pada waktu pre dan post operasi
Kontra indikasi :
Pada klien dengan sesak nafas
Pada klien dengan fraktur lumbal
Pelaksanaan :
h Memberi tahu pasien.
h Cuci tangan.
h Kepala dan punggung klien berada diatas tempat tidur dengan meletakkan bantal dibawah kepala.
h Kaki diluruskan diatas tempat tidur, dengan meletakkan bantal dibawah kepala.
h Merapikan tempat tidur.
h Cuci tangan.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada klien
h Menjaga kehigienisan
h Memberikan kenyamanan dan menghindari fleksi tulang belakang.
h Cukup jelas
h Cukup jelas
h Menghindari infeksi silang
|
POSISI DORSAL RECUMBENT
Pengertian :
Membaringkan pasien dengan sikap terlentang pada kaki dan tumit diatas tempat tidur, kedua kaki direnggangkan.
Tujuan :
Agar klien merasa lebih nyaman.
Untuk mengurangi gangguan nyeri hebat.
Indikasi :
Dilakukan pada ibu hamil.
Dilakukan pada waktu melakukan vulva hygine
Kontraindikasi :
Dilakukan pada klien yang artritis karena terbatas untuk menekuk lutut dan panggul.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu klien.
h Mencuci tangan.
h Kepala datar pada permukaan tempat tidur, dan meletakkan bantal dibawah kepala serta bahu jika memaksa untuk meluruskan.
h Menekuk lutut dan tumit diletakkan diatas tempat tidur.
h Merapikan tempat tidur.
h Cuci tangan.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada pasien.
h Menjaga kehigienitasan.
h Untuk menjaga agar vertebral servical tetap pada posisi lurus.
h Agar klien dengan gangguan nyeri hebat dapat nyaman.
h Cukup jelas
h Cukup jelas
|
POSISI LATERAL
Pengertian :
Agak mirip dengan posisi SIM, hanya berbeda pada posisi tangan yang sembarang sesuai dengan kenyamanan klien.
Tujuan :
Untuk memperlancar peredaran darah ke otak.
Memudahkan jalannya pembedahan pada posisi perut.
Untuk kenyamanan pada waktu istirahat atau tidur.
Untuk mengurangi tekanan kulit, kepala belakang, skapula, socrum, tumit.
Indikasi :
Pada klien yang mengalami shock.
Pada klien yang mengalami pembedahan daerah perut.
Dilakukan pada klien yang sedang dilakukan pemeriksaan rectum dan pemberian obat-obatan melalui anus.
Mendengarkan nada tinggi dari murmur (BJ III) atau bunyi tambahan yaiti dengan posisi lateral kiri.
Kontraindikasi :
Pada klien yang mengalami gangguan pernapasan.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu klien.
h Mencuci tangan.
h Tubuh dihadapkan kesamping dengan meletakkan bantal pada bawah kepala.
h Lengan bawah dan atas menutub ke fleksi tempat tidur dan posisi jauh dari tempat tidur serta letakkan bantal dibawah lengan atas.
h Paha dan kaki bagian yang atas difleksikan dengan disandarkan pada bantal (meletakkan bantal dibawah kaki), bahu dan pinggang harus diluruskan.
h Merapikan tempat tidur.
h Cuci tangan.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada klien.
h Menjaga higienitas.
h Menjaga posisi vertebral servikal agar tetap lurus.
h Untuk menjaga kenyamanan pasien.
h Untuk menjaga agar pinggang lurus dan nyaman.
h Cukup jelas
h Cukup jelas
|
POSISI FOWLER
Pengertian :
Posisi duduk, dimana pasien istirahat diatas tempat tidur dengan tubuh agak dinaikan keatas dan derajat ketinggian (75 – 90) derajat.
Tujuan :
Memberikan perasaan senang.
Membantu melancarkan keluarnya cairan.
Mengurangi sesak nafas.
Indikasi :
Klien sesak nafas (penyakit jantung dan asma) atau gangguan pernafasan.
Klien dengan resiko ulkus.
Klien yang sedang makan atau minum.
Kontraindikasi :
Fraktur tulang pelvis, post operasi abdoment.
Faktur tulang belakang (vetebra lumbalis).
Pelaksanaan :
h Memberi tahu pasien
h Mencuci tangan.
h Naikkan bagian kepala tempat tidur yang lebih tinggi, biarkan kepala klien beristirahat dan diberi bantal. (posisi ini mencegah fleksi dari leher).
h Posisikan klien sehingga sudutnya berada di pinggul. (menjaga punggung dalam keadaan lurus).
h Beri bantal pada lengan bawah sehingga lengan bawah tersangga untuk mencegah bahu klien tertarik. (tindakan ini mencegah bahu klien tertarik kebawah).
h Sangga tangan dengan bantal sehingga tangan dalam posisi normal dengan lengan bawah tersangga. (posisi ini mencegah kontraktur pergelangan tangan dan membantu sirkulasi di tangan).
h Tekuk dalam keadaan tertentu, hindari tekanan pembuluh darah dan syaraf dibelakang lutut. Tekanan didaerah ini mengurangi sirkulasi kebagian tungkai bawah dan kaki, dan syaraf dapat terganggu. (lutut yang difleksikan terlalu lama dapat menyebabkan kontraktur).
h Cuci tangan.
|
Rasional :
h Jika klien dapat bergerak dengan bebas, menggerakan posisi pinggang dari yang tinggi sampai yang rendah serta dapat meluruskan pundak.
h Mengurangi pegerakan. Mengurangi pergerakan yang melawan grafitasi.
h Memastikan klien berada ditengah tempat tidur ketika klien berubah keadaannya.
h Memberikan motifasi kepada klien untuk menaikkan rasa keamanan.
h Menjaga tulang punggung pada keadaan yang sejajar.
h Mencegah tekanan dipundak secara langsung yang berlebihan.
h Memperbaiki fentilasi dengan mengurangi tekanan pada dada.
h Memberikan sokongan kepada klien agar tidak mengguling kembali.
h Menjaga kehigienitasan.
|
POSISI SEMI FOWLER
Pengertian :
Yang dimaksut dengan sikap semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15 derajat sampai dengan 60 derajat.
Tujuan :
Mobilisasi.
Memberikan perasaan lega kepada klien yang sesak nafas.
Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan.
Persiapan alat :
Bantal 1 sampai 3 buah.
Bantal kecil.
Guling.
Sarung sandaran punggung.
Sandaran punggung.
Kalau ada tempat tidur yang bisa dinaikan bagian kepalanya [orthopaedic bed].
Tempat tidur atau meja tilt.
Indikasi :
Klien sesak nafas.
Klien pasca operasi struma, hidung, thorax.
Klien dengan penyakit tenggorakan yang memproduksi sputum, aliran gelembung dan kotoran pada saluran pernafasan.
Kontra indikasi :
Pada klien yang post operasi servikalis vertebra.
Contusion serebri atau gegar otak.
Comser (comusio seribri) atau memar otak.
Pelaksanaan :
h Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat (45 sampai 90 derajat) (lihat ilustrasi).
h Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien lumpuh.
h Letakan bantal dibawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikkan lutut dari tempat tidur yang rendah. Menghindari adanya tekanan dibawah jarak popliteal (dibawah lutut).
h Ganti derajat ketinggian kepala dari tempat tidur antara 5 sampai 10 derajat sesering mungkin.
h Identifikasi tekanan potensial pada titik tertentu, siku, sacrum atau tulang tungging (sulbi) dan tumit.(lihat figure 6-1,p. 98).
|
Rasional :
h Meminimalkan adanya perkembangan udem dan mencegah lepasnya sambungan pundak klien ketika klien melakukan rutiniatas diatas tempat tidur yang dapat menambah keadaan klien semakin buruk.
h Menjaga kenyamanan klien ketika tidur dan mencegah adanya tekanan lutut yang berlebihan.
h Tekanan dapat mengganggu sirkulasi dan distribusi dari Thromboemboli (Pembekuan darah).
h Merubah dari tekanan titik terendah dan menaikkan kenyamanan.
|
POSISI SIM
Pengertian :
Posisi dengan pasien dibaringkan kekiri, atau kekanan dengan setengah telungkup, dan tangan yang dibawah diletakkan dibelakang punggung, serta yang atas difleksikan didepan bahu.
Tujuan :
Memudahkan untuk melakukan pemeriksaan rectum (pelepasan).
Memudahkan dalam melakukan suntikan.
Untuk mengurangi tekanan kulit yang berlawanan dengan punggung.
Indikasi :
Klien yang tidak mampu mengeluarkan sputum dari mulut.
Pada klien yang mempunyai secret yang banyak agar tidak masuk ke paru-paru.
Untuk pemeriksaan vagina atau rectum.
Dilakukan pada pasien yang tidak sadar untuk mempemudahkan jalan masuk air dari mulut klien.
Pada ibu hamil atau punya tumor perut.
Kontra indikasi :
Klien dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu klien.
h Cuci tangan.
h Klien miring kekiri atau kekanan dan setengah badan telungkup. Tangan yang dibawah diletakkan dibelakang punggung, serta yang atas difleksikan didepan bahu.
h Dibawah kepala diberi bantal.
h Dibawah kaki dan tangan yang difleksikan didepan diberi bantal.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada pasien.
h Menjaga higienitas.
h Supaya lengan yang ada dibagian bawah tidak ketindihan tubuh pasien.
h Untuk menjaga serebral seruikal tetap lurus.
h Supaya nyaman dan sejajar dengan tubuh.
|
POSISI PRONE
Pengertian :
Posisi telungkup dengan kepala menoleh kesatu sisi dan lengan disamping bahu untuk mencegah hiperekstensi dan fleksi.
Tujuan :
Untuk kenyamanan pada waktu istirahat atau tidur.
Untuk menukar posisi guna mengurangi tekanan kulit.
Untuk menjaga adanya kontra fleksi telapak kaki.
Pada klien tidak sadar dapat memudahkan pengeringan lendir dari mulut.
Bila digunakan secara periodic, untuk membantu mencegah penekukan kontruktur dari pinggang dan lutut.
Mencegah hipereaksi tulang belakang.
Indikasi :
Untuk klien yang baru sembuh dari pembedahan pada mulut atau kerongkongan.
Hanya dapat dilakukan pada klien yang punggungnya dapat diluruskan secara tepat, dan dilakukan dalam waktu cepat.
Kontraindikasi :
Tidak disarankan untuk orang yang bermasalah pada daerah servikal atau lumbal tulang belakang.
Untuk klien dengan masalah jantung dan pernafasan, karena akan menyebabkan mati lemas, dan pembatasan perluasan dada.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu pasien.
h Mencuci tangan.
h Atur ketinggian tempat tidur.
h Tubuh diletakkan pada tempat tidur yang datar dengan tubuh bagian depan terletak pada permukaan tempat tidur.
h Letakkan bantal dibawah kepala denganmenghadapkan kepala kearah tempat tidur atau kesamping dengan kepala diatas telinga.
h Letakkan bantal dibawah perut tepatnya pada diafragma.
h Letakkan bantal dibawah sudut kaki sehingga jari-jari kaki tidak menyentuh tempat tidur.
h Merapikan tempat tidur dan klien.
h Mencuci tangan.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada pasien.
h Menjaga higienitas.
h Memberikan kemudahan bagi perawat dalam memberikan pelayanan.
h Untuk menyangga kepala klien.
h Untuk menjaga hiperekstensi pada vertebra.
h Mencegah fleksi pada telapak kaki.
h Sudah jelas
h Menjaga higienitas
|
POSISI TRENDELENBURG
Pengertian :
Posisi klien dengan berbaring datar, baik terlentang atau telungkup dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah keotak.
Memudahkan jalannya pembedahan pada bagian perut.
Memudahkan untuk mengalirkan sekresi dari paru.
Indikasi :
Dilakukan pada yang shock.
Pada klien dengan pemasangan skin traksi pada kaki.
Dilakukan pada klien yang mempunyai penyakit pembuluh daerah peripheral.
Kontraindikasi :
Pada klien yang mempunyai potensi peningkatan tekanan cranial.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu pasien.
h Mencuci tangan.
h Pasien dibaringkan datar terlentang tanpa bantal, dan lipatan lutut diberi bantal/guling.
h Meninggikan tempat tidur klien sesuai dengan kebutuhan.
h Memberikan kenyamanan pada posisinya.
h Merapikan tempat tidur.
h Mencuci tangan.
|
Rasionalnya :
h Menjelaskan tindakan pada klien
h Menjaga higienitas.
h Agar aliran darah mengalir keotak.
h Untuk menjaga hiperektensi pada vertebra.
h Mencegah fleksi pada telapak kaki.
h Sudah jelas.
h Sudah jelas.
|
POSISI LITHOTOMY
Pengertian :
Membaringkan pasien terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditekuk kearah perut, tungkai bawah membuat sudut 90 derajat terhadap paha.
Tujuan :
Memudahkan untuk pemeriksaan daerah genetalia dan traktus genetalia.
Memudahkan masuknya speculum vagina.
Indikasi :
Dilakukan pada klien untuk pemeriksaan kandung kemih.
Dilakukan pada pemeriksaan girekologi.
Kontraindikasi :
Pada klien dengan antritis berat.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu pasien.
h Cuci tangan.
h Klien dibaringkan terlentang dengan punggung, paha diletakkan pada perut.
h Lutut dilipatkan pada dengan kaki jauh dari tubuh dan dibantu oleh perawat untuk meletakkan pada penahan lutut.
h Memberikan kenyamanan dan pertahanan klien tetap tertutub dengan baik.
h Merapikan tempat tidur klien.
h Cuci tangan.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada klien.
h Menjaga higienitas.
h Untuk memudahkan pemeriksaan daerah genetalia.
h Agar lutut tertahan pada posisi yang tepat.
h Menjaga harga diri klien dan memberikan rasa nyaman.
h Sudah jelas.
h Sudah jelas.
|
POSISI KNEE - CHEST atau POSISI DADA LUTUT
Pengertian :
Posisi klien dengan berlutut kedepan dengan kepala dan dada teratas rileks pada tempat tidur.
Tujuan :
Memberikan pemaparan maksimal pada daerah rectal.
Mempermudah pemeriksaan rectum.
Indikasi :
Pemeriksaan rectum dan perineum wanita atau selama prostoskopi (penempatan bidang visualisasi pada rectum).
Kotraindikasi :
Klien dengan artritis atau kelainan bentuk persendian lainnnya.
Pelaksanaan :
h Memberi tahu klien.
h Mencuci tangan.
h Klien berlutut kedepan dengan kepala dan dada teratas rileks pada tempat tidur.
h Punggung lurus dann pingul membungkuk tajam, lengan rileks pada tempat tidur diatas kedua bahu dan kepala.
h Gunakan posisi genu pectoral.
h Rapikan tempat tidur.
h Mencuci tangan.
|
Rasional :
h Menjelaskan tindakan pada klien.
h Menjaga higienitas.
h Memberikan pemaparan maksimal pada daerah rectal.
h Mencegah fraktur pada tulang belakang.
h Untuk mempertahankan posisi ini.
h Sudah jelas.
h Sudah jelas.
|
POSISI DANGLING (DUDUK)
Pengertian :
Posisi klien dengan duduk diatas tempat tidur dan kaki berjuntai.
Tujuan :
Memberikan kenyamanan pada pasien setelah tidur lama.
Memungkinkan pengeliatan terhadap kesimetrisan tubuh bagian atas.
Indikasi :
Klien yang tidur di bed terlalu lama.
Klien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik.
Kontraindiaksi :
Klien yang secara fisik yang tidak mungkin untuk duduk.
Pelaksanaan :
h Memberitahu dan menyiapkan klien.
h Mencuci tangan.
h Klien duduk diatas tempat tidur dengan kaki menggantung dipinggir tempat tidur.
h Beri sandaran untuk duduk.
h Rapikan tempat tidur klien.
h Mencuci tangan.
|
Rasional :
h Sudah jelas.
h Sudah jelas.
h Memberi kenyamanan pada klien.
h Mengurangi tahanan yang dilakukan pasien.
h Sudah jelas.
h Sudah jelas.
|
Langganan:
Postingan (Atom)