Pukul 05:25 aku terbangun
dari tidurku. “jam berapa ini? Mau ke kamar mandi” ucapku dengan setengah
sadar. Akupun shalat dan selesai shalat aku mencari handphone. “ini hp semalam
di taruh di mana ya?” aku mencari-cari handphone dan membuat kamarku
berantakan. “kemana ini handphone?!!!!” aku terus mencarinya dan ternyata
handphone ku ada di kolong kasur. “apa semalam jatuh ya?” gumamku. Tiba-tiba
kak Raya masuk ke kamarku. “Kenapa kamar ini seperti baru saja terhempas
tsunami?” ucapnya sambil menyipitkan matanya. “ahahaha kakak, tadi aku mencari
hp, dan baru ketemu. Ternyata ada di bawah kasur” ucapku dengan senyum getir.
“Bereskan. Kamu mau ikut jogging? Kalau ya, bereskan kamarmu!” ucapnya dan
pergi. Kenapa aku merasa seperti di rumah ya? Biasanya yang mengomeli setiap
pagi itu mamah, dan disini setiap pagi yang mengomeli aku itu kak Raya. Sekejap
aku rindu rumah... Sudah pukul 06:15... aku mengaktifkan handphone ku dan
segera mengirim email ke rumah. Disana masih jam 04:15. Masih terlalu pagi
untuk mengirim email ke rumah. Tapi terlanjur sudah kukirim. Yasudahlah. Aku
segera membereskan kamarku dan bersiap lari pagi bersama kak Raya.
“Aku tak merasa seperti
di jepang saat ini” ucap kak Raya. “Memangnya kenapa kak?” balasku. “Setiap
hari aku menggunakan bahasa disini, seperti saat ini. Temanku di kampuspun
banyak orang Indonesia. Haha” ucapnya sambil tersenyum. Sepanjang jalan kami
berlari dan berbincang dengan penuh tawa. “Istirahat sebentar yah, saya lelah”
ucap kak Raya. “iya kak, aku juga.” Jawabku. Kak Raya mengajakku beristirahat
di sebuah Cafe minuman. “Sejuk disini. ACnya full” ucap kak Raya. Aku hanya
tertawa mendengarnya. Kami duduk pas sekali di bawah AC di ruangan ini. Aku
melihat jam tanganku. Ternyata sudah pukul 09:45. Akupun mengambil handphone
dan segera mengecek email. Tidak ada satu pun email yang masuk. Akupun menaruh
handphoneku di atas meja. Kak Raya sedang sibuk memilih menu minuman dan
makanan ringan yang akan di pesan. Aku memandangi handphone ku di atas meja dan
teringat kejadian semalam ada yang menelfonku. Aku langsung mengambil
handphoneku dan mencoba menghubungi nomor itu. Terhubung... tapi tak
diangkat... tiba-tiba ada suara handphone berbunyi di dalam Cafe ini. Aku
mencoba mencari handphone yang berbunyi tersebut. Apa ini Cuma kebetulan
atau...? Aku melihat seorang Pria mengangkat handphone yang berbunyi itu. Tuuut
tuuut tuut... terputus! Aku mengamati pria itu dan dia menaruh handphonenya di
atas meja. “Apa iya pria itu yang sedang kuhubungi ini?” pikirku. “Ada apa? Ada
masalah?” ucap kak Raya. “Kak... aku mau cerita” jawabku. “cerita apa? Ini
minumannya. Kamu suka jeruk kan?” tanyanya. “iya kak aku suka jeruk. Terima
kasih”. Ucapku. Aku dan kak Rayapun merapat.
“kak... kemarin malam,
tepatnya tengah malam ada yang menelfonku. Dan pada saat aku mengangkatnya. Tak
ada jawaban. Hening sekali. Dan tiba-tiba bunyi tuut... tuuuut.. tuut... dan
baru saja aku coba hubungi nomor itu. Dan kebetulan sekali salah satu orang
disini handphonenya berbunyi dan aku coba mencari handphone siapa yang berbunyi
itu. Dan ternyata pemilik handphone yang berbunyi itu ada disana. Ya, seorang
pria disana. Aku tak bisa melihatnya. Aku hanya bisa melihat punggungnya. Apa
ini hanya kebetulan atau apa kak???” “Mungkin hanya kebetulan saja. Jika kamu
penasaran. Kita pindah saja duduk di dekatnya itu” ucap kak Raya dengan
menunjuk kursi kosong disebelah pria misterius itu. “Aku takut kak” jawabku
sambil mengerutkan alis. “jangan ciut. Ayo” ucap kak Raya. Dan dia membawa
Orange Juice milikku dan punyanya ke kursi kosong disebelah pria itu. Aku belum
beranjak dari kursi yang kududuki ini. Kak Raya memberi isyarat untuk aku ke
tempatnya itu. Aku menarik nafas dan mencoba mendekat. Dan aku duduk di sebelah
pria itu. Aku tak berani melihat pria itu maka dari itu aku membelakangi pria
itu. Ya saling membelakangi. “Sepertinya dia seumuran denganmu. Mungkin dia temanmu
tik” bisik kak Raya. “serius kak? Aku tak mengenalnya. Sungguh” jawabku gusar.
“lihat dulu. Dia tampan. Kamu beruntung” ucapnya sambil merayu. “untuk kakak
sajalah” jawabku gugup. Tiba-tiba kak Raya tertawa kencang. Aku SHOCK! “kamu
lucu sekali kalau gugup. Ini bukan sedang ujian. Kamu ini...” ledek kak Raya.
“Kakaaak” ucapku cemas. “Aku baru sadar. Kalau kamu sedang bicara, aku seperti
hanya merlihat gigi depanmu saja. Mirip kelinci” ucapnya sambil tertawa
terbahak-bahak. Aku hanya cemberut mendengar kata-katanya. “Tadi pria itu
menengok kearah kita!” ucap kak raya tegas. “betul kan apa kataku. Dia tampan!”
ucapnya seperti orang kaget. Aku tak mempedulikan apa katanya. Tiba-tiba
perutku jadi sakit. “perutku sakit kak” ucapku dalam hati. Kak Raya beranjak
dari tempatnya dan menghampiri pria dibelakangku ini. Aku memegangi perutku.
“aduh kenapa ini? Perutku terasa kram” gumamku. Aku segera pergi ketoilet.
Seperti kak Raya memanggilku. Tapi aku tak mempedulikannya. Sesampainya di
dalam toilet aku langsung duduk dan dan memegangi perutku saja. Sudah 30 menit
aku duduk disini. Perutku masih terasa kram. Aku mengambil handphoneku dari
dalam kantung celanaku. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada telfon masuk. Itu
dari kak Ando. Tanpa beban aku langsung mengangkatnya. Dia menanyakan aku dan
Kak Raya sedang berada dimana. Dan aku tak menjawabnya aku hanya terdiam.
Perutku sakit sekali. Dan pada akhirnya aku memberitahukan kami sedang berada
di Cafe dekat kampus kak Raya. Dan aku juga mengatakan tentang kondisiku sekarang.
Telfonnya langsung dimatikan kak Ando. Entah apa yang terjadi. Sudah 15 menit
setelah kak Ando menelfon. Aku keluar dari kamar mandi. Aku hanya duduk saja di
dalam dan aku membasuh wajahku dengan air dan mengeringkannya dengan tisu.
Perutku masih terasa sakit. “Kak Raya belum pulang kan?” gumamku. Tiba-tiba kak
Ando masuk ke dalam kamar mandi! Aku kaget! Dia menarik tanganku keluar. Didalam
kamar mandi itu aku tak seorang diri. Ada 2 orang wanita sedang merapihkan
rambut mereka. Mereka menatap kak Ando karena untuk apa dia masuk toilet
wanita! aku tak berkata-kata. Aku sibuk menahan rasa sakit di perutku ini. Kak
Ando menarik ku menuju meja dimana ada kak Raya dan pria itu.
SHOCK!!!!! Ada Hendrik
disamping kak Raya! Apa ini...!!!!!!!!!!!!
Apa yang dibelakangku tadi itu Hendrik?!!!!! “tadi aku baru saja dari
apotik membeli ini. Minumlah” ujar kak Raya. Hendrik melihatku! Kenapa harus di
keadaan seperti ini bertemu dengannya! Kak Ando menarik tangan kak Raya dengan
tangan kirinya dan kami dipaksa pulang. Hendrik hanya terdiam melihat kami. Aku
malu.....!!!!! dilihat banyak orang dan ditarik paksa seperti ini! Aku dan Kak
Raya dipaksa masuk mobil. Dan kami segera pulang. Aku masih memegangi perutku.
“Kamu tak apa? Wajahmu pucat” ucap kak Raya. Aku hanya diam dan menyenderkan
kepalaku. Sampai dirumah. Aku dituntun kak Ando ke kamarku. Aaaa dia baik
sekali padaku. Dia seperti papaku ke-2! Dia menyuruhku ganti pakaian dan segera
minum obat. Dan dia segera keluar dan menutup pintuku. “rencanaku hari ini seharusnya
hanya tidur saja. Tidak keluar untuk lari pagi. Mungkin kalau aku tidak pergi
jogging aku takkan seperti ini. Aku memutuskan mandi dan segera istirahat. Saat
aku tertidur aku mendengar suara ribut di luar. “Apa kak Ando dan kak Raya
berkelahi ya? Apa gara-gara aku” pikirku cemas. Tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Aku mengambil handphone ku. Ternyata ada email masuk. “Banyak sekali email yang
masuk.” Aku langsung menaruh handphoneku dan aku tak membacanya. Aku langsung
tertidur. Sudah jam 14:00. Dan aku baru terbangun. Sakit perutku sudah hilang.
Aku belum shalat dzuhur! Aku masuk ke kamar mandi. Aku haid. Ternyata tadi
perutku kram karena ini!
Aku keluar kamar. “Kenapa
tidak ada orang? Apa mereka sedang pergi ya?” ucapku dalam hati. Aku pergi
kedapur mencoba mencari makanan untuk mengganjal perutku yang sedikit lapar.
Ada catatan di kulkas. >> Jika kamu lapar. Makan saja kue yang sudah
kusediakan di dalam kulkas. Tak perlu sungkan. Itu sudah jatahmu. Aku pergi ke
supermarket sebentar<< akupun segera membuka kulkas. “Kue Tart? Ini kue
kesukaan kak Raya. Apa dia rela?” aku mencari makanan lain dari dalam kulkas
dan ternyata ada buah apel dan pisang. Banyak sekali apel ini. dan akhrinya aku
hanya tertarik pada apel dan pisang yang ada di dalam kulkas itu. Dan aku
mengambil 3 buah apel dan 1 buah pisang. Aku segera masuk ke kamarku dan
membuka buku. Aku mau belajar. “Setidaknya aku bisa menambah ilmu di waktu
luang”. Tidak sadar apel yang kubawa sudah habis kulahap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kirim Kritik Dan Sarannya^^)/ jangan Mengandung Sara Ya Kawan