Jumat, 29 Juni 2012

Part 10 - Kenapa Hari Ini Begitu SIAL!!!!


Pukul 05:25 aku terbangun dari tidurku. “jam berapa ini? Mau ke kamar mandi” ucapku dengan setengah sadar. Akupun shalat dan selesai shalat aku mencari handphone. “ini hp semalam di taruh di mana ya?” aku mencari-cari handphone dan membuat kamarku berantakan. “kemana ini handphone?!!!!” aku terus mencarinya dan ternyata handphone ku ada di kolong kasur. “apa semalam jatuh ya?” gumamku. Tiba-tiba kak Raya masuk ke kamarku. “Kenapa kamar ini seperti baru saja terhempas tsunami?” ucapnya sambil menyipitkan matanya. “ahahaha kakak, tadi aku mencari hp, dan baru ketemu. Ternyata ada di bawah kasur” ucapku dengan senyum getir. “Bereskan. Kamu mau ikut jogging? Kalau ya, bereskan kamarmu!” ucapnya dan pergi. Kenapa aku merasa seperti di rumah ya? Biasanya yang mengomeli setiap pagi itu mamah, dan disini setiap pagi yang mengomeli aku itu kak Raya. Sekejap aku rindu rumah... Sudah pukul 06:15... aku mengaktifkan handphone ku dan segera mengirim email ke rumah. Disana masih jam 04:15. Masih terlalu pagi untuk mengirim email ke rumah. Tapi terlanjur sudah kukirim. Yasudahlah. Aku segera membereskan kamarku dan bersiap lari pagi bersama kak Raya.

“Aku tak merasa seperti di jepang saat ini” ucap kak Raya. “Memangnya kenapa kak?” balasku. “Setiap hari aku menggunakan bahasa disini, seperti saat ini. Temanku di kampuspun banyak orang Indonesia. Haha” ucapnya sambil tersenyum. Sepanjang jalan kami berlari dan berbincang dengan penuh tawa. “Istirahat sebentar yah, saya lelah” ucap kak Raya. “iya kak, aku juga.” Jawabku. Kak Raya mengajakku beristirahat di sebuah Cafe minuman. “Sejuk disini. ACnya full” ucap kak Raya. Aku hanya tertawa mendengarnya. Kami duduk pas sekali di bawah AC di ruangan ini. Aku melihat jam tanganku. Ternyata sudah pukul 09:45. Akupun mengambil handphone dan segera mengecek email. Tidak ada satu pun email yang masuk. Akupun menaruh handphoneku di atas meja. Kak Raya sedang sibuk memilih menu minuman dan makanan ringan yang akan di pesan. Aku memandangi handphone ku di atas meja dan teringat kejadian semalam ada yang menelfonku. Aku langsung mengambil handphoneku dan mencoba menghubungi nomor itu. Terhubung... tapi tak diangkat... tiba-tiba ada suara handphone berbunyi di dalam Cafe ini. Aku mencoba mencari handphone yang berbunyi tersebut. Apa ini Cuma kebetulan atau...? Aku melihat seorang Pria mengangkat handphone yang berbunyi itu. Tuuut tuuut tuut... terputus! Aku mengamati pria itu dan dia menaruh handphonenya di atas meja. “Apa iya pria itu yang sedang kuhubungi ini?” pikirku. “Ada apa? Ada masalah?” ucap kak Raya. “Kak... aku mau cerita” jawabku. “cerita apa? Ini minumannya. Kamu suka jeruk kan?” tanyanya. “iya kak aku suka jeruk. Terima kasih”. Ucapku. Aku dan kak Rayapun merapat.

“kak... kemarin malam, tepatnya tengah malam ada yang menelfonku. Dan pada saat aku mengangkatnya. Tak ada jawaban. Hening sekali. Dan tiba-tiba bunyi tuut... tuuuut.. tuut... dan baru saja aku coba hubungi nomor itu. Dan kebetulan sekali salah satu orang disini handphonenya berbunyi dan aku coba mencari handphone siapa yang berbunyi itu. Dan ternyata pemilik handphone yang berbunyi itu ada disana. Ya, seorang pria disana. Aku tak bisa melihatnya. Aku hanya bisa melihat punggungnya. Apa ini hanya kebetulan atau apa kak???” “Mungkin hanya kebetulan saja. Jika kamu penasaran. Kita pindah saja duduk di dekatnya itu” ucap kak Raya dengan menunjuk kursi kosong disebelah pria misterius itu. “Aku takut kak” jawabku sambil mengerutkan alis. “jangan ciut. Ayo” ucap kak Raya. Dan dia membawa Orange Juice milikku dan punyanya ke kursi kosong disebelah pria itu. Aku belum beranjak dari kursi yang kududuki ini. Kak Raya memberi isyarat untuk aku ke tempatnya itu. Aku menarik nafas dan mencoba mendekat. Dan aku duduk di sebelah pria itu. Aku tak berani melihat pria itu maka dari itu aku membelakangi pria itu. Ya saling membelakangi. “Sepertinya dia seumuran denganmu. Mungkin dia temanmu tik” bisik kak Raya. “serius kak? Aku tak mengenalnya. Sungguh” jawabku gusar. “lihat dulu. Dia tampan. Kamu beruntung” ucapnya sambil merayu. “untuk kakak sajalah” jawabku gugup. Tiba-tiba kak Raya tertawa kencang. Aku SHOCK! “kamu lucu sekali kalau gugup. Ini bukan sedang ujian. Kamu ini...” ledek kak Raya. “Kakaaak” ucapku cemas. “Aku baru sadar. Kalau kamu sedang bicara, aku seperti hanya merlihat gigi depanmu saja. Mirip kelinci” ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak. Aku hanya cemberut mendengar kata-katanya. “Tadi pria itu menengok kearah kita!” ucap kak raya tegas. “betul kan apa kataku. Dia tampan!” ucapnya seperti orang kaget. Aku tak mempedulikan apa katanya. Tiba-tiba perutku jadi sakit. “perutku sakit kak” ucapku dalam hati. Kak Raya beranjak dari tempatnya dan menghampiri pria dibelakangku ini. Aku memegangi perutku. “aduh kenapa ini? Perutku terasa kram” gumamku. Aku segera pergi ketoilet. Seperti kak Raya memanggilku. Tapi aku tak mempedulikannya. Sesampainya di dalam toilet aku langsung duduk dan dan memegangi perutku saja. Sudah 30 menit aku duduk disini. Perutku masih terasa kram. Aku mengambil handphoneku dari dalam kantung celanaku. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada telfon masuk. Itu dari kak Ando. Tanpa beban aku langsung mengangkatnya. Dia menanyakan aku dan Kak Raya sedang berada dimana. Dan aku tak menjawabnya aku hanya terdiam. Perutku sakit sekali. Dan pada akhirnya aku memberitahukan kami sedang berada di Cafe dekat kampus kak Raya. Dan aku juga mengatakan tentang kondisiku sekarang. Telfonnya langsung dimatikan kak Ando. Entah apa yang terjadi. Sudah 15 menit setelah kak Ando menelfon. Aku keluar dari kamar mandi. Aku hanya duduk saja di dalam dan aku membasuh wajahku dengan air dan mengeringkannya dengan tisu. Perutku masih terasa sakit. “Kak Raya belum pulang kan?” gumamku. Tiba-tiba kak Ando masuk ke dalam kamar mandi! Aku kaget! Dia menarik tanganku keluar. Didalam kamar mandi itu aku tak seorang diri. Ada 2 orang wanita sedang merapihkan rambut mereka. Mereka menatap kak Ando karena untuk apa dia masuk toilet wanita! aku tak berkata-kata. Aku sibuk menahan rasa sakit di perutku ini. Kak Ando menarik ku menuju meja dimana ada kak Raya dan pria itu.

SHOCK!!!!! Ada Hendrik disamping kak Raya! Apa ini...!!!!!!!!!!!!  Apa yang dibelakangku tadi itu Hendrik?!!!!! “tadi aku baru saja dari apotik membeli ini. Minumlah” ujar kak Raya. Hendrik melihatku! Kenapa harus di keadaan seperti ini bertemu dengannya! Kak Ando menarik tangan kak Raya dengan tangan kirinya dan kami dipaksa pulang. Hendrik hanya terdiam melihat kami. Aku malu.....!!!!! dilihat banyak orang dan ditarik paksa seperti ini! Aku dan Kak Raya dipaksa masuk mobil. Dan kami segera pulang. Aku masih memegangi perutku. “Kamu tak apa? Wajahmu pucat” ucap kak Raya. Aku hanya diam dan menyenderkan kepalaku. Sampai dirumah. Aku dituntun kak Ando ke kamarku. Aaaa dia baik sekali padaku. Dia seperti papaku ke-2! Dia menyuruhku ganti pakaian dan segera minum obat. Dan dia segera keluar dan menutup pintuku. “rencanaku hari ini seharusnya hanya tidur saja. Tidak keluar untuk lari pagi. Mungkin kalau aku tidak pergi jogging aku takkan seperti ini. Aku memutuskan mandi dan segera istirahat. Saat aku tertidur aku mendengar suara ribut di luar. “Apa kak Ando dan kak Raya berkelahi ya? Apa gara-gara aku” pikirku cemas. Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku mengambil handphone ku. Ternyata ada email masuk. “Banyak sekali email yang masuk.” Aku langsung menaruh handphoneku dan aku tak membacanya. Aku langsung tertidur. Sudah jam 14:00. Dan aku baru terbangun. Sakit perutku sudah hilang. Aku belum shalat dzuhur! Aku masuk ke kamar mandi. Aku haid. Ternyata tadi perutku kram karena ini!

Aku keluar kamar. “Kenapa tidak ada orang? Apa mereka sedang pergi ya?” ucapku dalam hati. Aku pergi kedapur mencoba mencari makanan untuk mengganjal perutku yang sedikit lapar. Ada catatan di kulkas. >> Jika kamu lapar. Makan saja kue yang sudah kusediakan di dalam kulkas. Tak perlu sungkan. Itu sudah jatahmu. Aku pergi ke supermarket sebentar<< akupun segera membuka kulkas. “Kue Tart? Ini kue kesukaan kak Raya. Apa dia rela?” aku mencari makanan lain dari dalam kulkas dan ternyata ada buah apel dan pisang. Banyak sekali apel ini. dan akhrinya aku hanya tertarik pada apel dan pisang yang ada di dalam kulkas itu. Dan aku mengambil 3 buah apel dan 1 buah pisang. Aku segera masuk ke kamarku dan membuka buku. Aku mau belajar. “Setidaknya aku bisa menambah ilmu di waktu luang”. Tidak sadar apel yang kubawa sudah habis kulahap. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kirim Kritik Dan Sarannya^^)/ jangan Mengandung Sara Ya Kawan