Aku langsung mandi dan
segera pergi ke laundry. Padahal rencana awalnya saat aku pulang dari sekolah
aku akan sekaligus mampir ke laundry. Yasudahlah. Aku pergi ke laundry dan di
perjalanan sepertinya aku melihat seseorang yang ku kenal. Dan ternyata dia
Musashi-kun. Tapi pakainannya sudag ganti. “mau sapa atau tidak ya? Sepertinya
dia sedang menunggu seseorang. Dia sendirian. Dia rapih sekali. Apa dia akan
kencan dengan kekasihnya?” pikirku dalam hati. Kepo sekali aku ini. hampir lupa
kalau aku akan ke laundry. Dan akhirnya aku pergi ke laundry dan akan kesini
kembali. Sampai ditempat laundry aku buru-buru menitipkan pakaian ini dan
kembali ketempat dimana aku melihat Musashi-kun. “aaah dia sudah pergi” gumamku
sambil mengerutkan keningku. Aku pun segera pulang. Aku bernyanyi-nyanyi dalam
hatiku. Tiba-tiba langkahku terhenti ketika melihat Musashi-kun bersama dengan
seorang wanita. “sudah kuduga bukan” dia berjalan kearahku. Dan aku menghindar
agar tidak diketahui olehnya. Aku menunduk dan membuang muka. Dia sudah pergi.
Aku menoleh kebelakang melihat punggung mereka. “Mana mungkin orang seperti dia
tidak punya kekasih. Jika itu benar itu lucu sekali bukan?” pikirku. Dan aku
segera pulang. Sampai di rumah aku mengejakan tugas-tugas sekolah sampai larut
malam.
Aku
kesiangaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!!! Sepertinya aku menjadi sering kesiangan
akhir-akhir ini. aku berlari menuju kekelasku. Hari ini cerah. Tapi tak sesuai
dengan hatiku yang suram karena marah-marah sendiri karena kesiangan. Huft...
untung saja aku tidak terlalu terlambat... bel pulang berbunyi... akhirnya
waktu pulang tiba... saat berjalan menuju keluar kelas. Aku dikagetkan dengan
seorang pria yang bersender di pintu kelas. “orang bodoh! Untuk apa dia berdiri
disitu! Membuat orang kaget saja!” gumamku sambil menatap tajam pria itu. Aku
segera pulang. Haaah hari melelahkan. Rasanya aku mengantuk sekali. Aku melihat
Musashi-kun di depanku. Dia sedang bersender di tembok jalan. Baru saja aku
akan menyapanya. Tiba-tiba ada seorang
wanita menghampirinya. Aku mengurungkan niatku untuk menyapanya. Entah kenapa
aku merasa kehilangan sesuatu. Aku tetap berjalan dan aku melewati mereka
begitu saja. “aku tak akan menyapanya sebelum dia duluan yang menyapa” batinku.
Ternyata dia tidak menyapaku. Aku tetap berjalan mengacuhkan mereka. Aku mampir
ke toko laundry untuk mengambil jasku. Sepanjang kerumah aku hanya menunduk.
Dan akhirnya sampai rumah. Sampai dirumah tiba-tiba handphoneku bergetar. Dan
aku duduk di sofa untuk beristirahat. Aku membaca sms yang masuk itu. “ogami?
Hah tumben sekali”. Isi sms itu hanya berisi “aku melihatmu tadi. Jangan
menunduk. Apa isi kantungmu itu penuh dengan uang sampai kau menunduk? Besok
sekolah kita libur. Jika kamu datang itu percuma.” “libur apa benar? Tidak ada
pengumuman sama sekali tadi” pikirku. Aku segera belajar dan istirahat.
“Aku tidak kesiangaaaaan”
teriakku. Aku segera berangkat kesekolah. “kenapa mereka tidak masuk kelas?”
aku bertanya kepada salah satu anak disana. Ternyata benar libur. Mereka tidak
tahu jika hari ini libur. Pantas saja. Padahal aku sudah tahu hari ini libur
tapi aku tak percaya dan karena aku tidak percaya aku datang kesini. Dan
ternyata memang libur. Tidak seharusnya aku berburuk sangka pada Ogami. Aku
mengambil handphoneku dan segera mengirim sms kepada Ogami. Baru saja sms yang
ku ketik akan ku kirim. Tiba-tiba ada telfon masuk dan aku langsung saja
mengangkatnya. “Halo” “hey. It`s me Ogami. Where are you? Are you go to campus?
Stupid. I`m in your house now” “hey hey hey” “let`s go home! I`m waiting you
here” “wait for a minute dude” “OK. Go fast! Bye” “Ya” dan akhirnya aku menutup
telfonku. Untuk apa dia dirumah? Sepertinya dia menunggu di depan pagar. Di
sepanjang jalan aku tertawa sendiri membayangkan Ogami menunggu di depan
gerbang. Pasti wajahnya kesal. Sampai di dekat rumah. Aku melihatnya sedang
bersandar di gerbang. Sepertinya wajahnya kesal karena menunggu. Aku pun
tertawa. dia menghampiriku. Wajahnya benar-benar kesal. Tapi dia hanya membuka
matanya lebar-lebar dan menatapku tajam. “hey. It`s not funny” ucapku sambil
mencoba memejamkan matanya dengan tanganku. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan
mengajakku pergi ke suatu tempat. Aku hanya mengikutinya saja. Dia mengajakku
ke sebuah tempat perbelanjaan. Aaaa ramai sekali. Aku tidak begitu suka tempat
yang begitu ramai karena itu membuatku pusing. Kenapa dia mengajak ketempat
seperti ini? ini tempat pakaian wanita. Aku hanya menatap matanya. Dia memberi
kode seperti menyuruhku mengambil beberapa baju. dan aku hanya menggelengkan
kepalaku. Dia menatapku tajam sekali dan memberi kode untuk mengambil baju. dan
lagi aku hanya menggelengkan kepalaku. “hey. Please help me... choose one...”
ucapnya. “emh. I don`t want! So what you do?!” ucapku membentaknya. Dia
mengambil baju dengan seenaknya dan menaruhnya ditanganku. Aku tak suka ini!
aku menaruhnya kembali ketempatnya. Sepertinya wajahnya kesal. Tak sadar aku
tersenyum padanya. Dan tiba-tiba kita berdua tertawa keras sekali. Dia temanku
yang aneh. Dan akhirnya aku dan dia mencoba apa saja yang ada di toko itu. Aku
tertarik dengan kacamata-kacamata yang ada disana. Aku menghamipir
kacamata-kacamata itu. Ogami mengambil beberapa kacamata dan memperlihatkan kepadaku. “hey look at
me... i`m like Yong Hwa right? Aaah, i`m more handsome than Yong Hwa” ucapnya
sambil memegang dagunya. Aku hanya tertawa melihatnya. Ah aku tak pantas dengan
kacamata-kacamata ini hidungku terlalu pesek. Dia mengajakku ke tempat lain.
“it`s cute” ucapnya sambil memegang sebuah baju. baju itu memang lucu. Tapi aku
tak pantas memakainya. Terlalu feminime! Aku kan sedikit.... ya bisa dibilang
sedikit Tomboy. “you wanna try?” ucapnya sambil menyoforkan baju itu padaku.
“oh my. No no no no no nooooooooooo way! And never” ucapku dengan ketus. Dan
akhirnya kami saling menyodorkan baju itu. Tak sadar orang-orang disekelilingku
melihat kami. Dan akhirnya Ogami menaruh baju itu dan mengajakku pergi. Kami
terus menerus tertawa jika mengingat ulah kami berdua tadi. Tiba-tiba saat aku
tertawa dan aku menoleh kedepan aku melihat Musashi bersama seorang wanita. Dan
seketika tawaku hilang dan aku terdiam. Ogami yang sebelumnya tertawa
terbahak-bahak dan akhirnya diapun terdiam. “what happened?” tanyanya.
“nothing. Are you hungry?” “why? Are you hungry?” “ya...” dan akhirnya dia
mengajakku pergi. Sepertinya tadi Musashi melihatku. Tapi aku seolah seperti
tidak melihatnya. Tiba-tiba Ogami menarik tanganku agar aku berjalan lebih
cepat. Dia mengajakku ke tempat makan khusus vegan. Entah kenapa dia perhatian
sekali padaku. Terima Kasih Ogamiiiiiiiiii~
Selesai makan. Dia
mengajakku berbincang. Dia menceritakan hal-hal yang aneh dan membuat aku
tertawa. aku merasa hari ini semua bebanku hilang. Aku menjatuhkan tasku. Aku
mengambil tasku dan menunduk. Ah? Celanaku dan celananya sama? Aku langsung
bangun untuk memberitahukannya. Tak sadar diatasku ada meja. Dan aku terbentur
meja. Aku bangun dan mengusap kepalaku sendiri. Dia tertawa. memalukan sekali.
Orang-orang disekelilingku tersenyum padaku. Aaa aku malu. Aku duduk dan masih
mengusap kepalaku sendiri. Dan akhirnya kami pergi dari tempat makanan itu.
Kepalaku seperti bengkak karena terbentur lagi. Dan akhirnya kami turun ke
lantai 2. Tak sadar tangan ogami sudah mendarat dikepalaku dan mengusap
kepalaku. Aku baru sadar pada saat dia menjatuhkan tangannya dipundakku! “hah?
Apa-apaan anak ini?! apa tadi ada yang melihat?” batinku. Aku baru teringat aku
ingin memberitahukannya kalau celana kita kembar! Saat aku memberitahukannya.
Dia menatap celanaku dan celana yang dikenakannya. Seperti dia tercengang. Aku
tertawa melihat ekspresinya. Dan akhirnya kamipun tertawa kembali. Aku dan dia
memutuskan untuk duduk sebentar. Dia meninggalkanku sebentar untuk membeli
minuman. Aku melihat kanan dan kiriku. Ramai sekali disini. Tiba-tiba dari
kejauhan aku melihat seorang pria yang semakin lama semakin mendekat kearahku.
“Musashi-kun?” tinggal beberapa meter dari tempatku duduk. tiba-tiba Ogami
menyodorkan minuman ringan dipipiku. Aku langsung menoleh ke arah Ogami. Dan
dia manarik tanganku untuk pergi. Aku beranjak pergi dan menjauh dari Musashi.
Aku merasa seperti menghindar darinya.
Dia mengantarku sampai
depan gerbang rumah. Ternyata sudah sore. “Hey, Ogami. I think you so different
today” ucapku sambil tersenyum. “oh really? I`m so handsome than before?”
ujarnya sambil tertawa. “oh no la... kamu memang sudah tampan sejak dulu haha”
“um? i don`t understand” ucapnya sambil mengerutkan keningnya. “hey. You kind
today” “oh thanks” dan tiba-tiba dia membuka tasnya dan menyodorkan sebuah
kotak kepadaku. “what it`s?” “it`s for you. Thanks for today” jawabnya sambil
tersenyum. Aku mencoba mengocok isi kotak tersebut. “hey. I`ll go home. See
you” ucapnya dan mengusap kepalaku. Dan dia pergi. “kenapa dia? Apa dia salah
sarapan pagi ini?” ucapku. Dan aku segera masuk ke dalam rumah. Hari ini kenapa
begitu rumit...